Tapi sang ibu menginginkan Risma menjadi pegawai negeri. Maka jadilah Risma pegawai negeri. “Saya ingin menyenangkan ibu. Saya juga ingin masuk surga,” ujar Risma.
Apakah Fuad tidak ingin jadi calon wali kota menggantikannyi?
Kelihatannya Fuad punya minat di bidang politik. Ia sudah terjun ke ormas. Kini ia menjadi ketua Karang Taruna Surabaya.
Waktu dipancing-pancing wartawan soal pencalonannya itu Fuad juga tidak menepis. Bahkan tahun lalu ia sudah ngotot ingin menjadi calon anggota legislatif. Tapi gagal maju.
Dari acara peresmian kafe malam itu barulah jelas: pencalonan wali kota itu tidak mungkin.
“Fuad itu minta izin untuk menjadi caleg saja tidak saya izinkan,” ujar Risma.
Risma sendiri sudah siap-siap menjadi pengusaha kecil. Setelah tidak jadi wali kota beberapa bulan lagi.
Itulah sebabnya Fuad hanya boleh bukan kafe di teras rumah itu.
Di dalam rumah kelihatannya akan dipakai Risma untuk usaha. “Saya suka batik,” ujar Risma pada saya malam itu.
Ternyata wali kota Surabaya yang hebat itu begitu sederhana merencanakan hidupnya.(Dahlan Iskan)