BANDUNG – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Daddy Rohanady menyoroti Bendungan Pundong yang tidak terurus oleh pihak pemerintah provinsi. Padahal, bendungan tersebut sangat dibutuhkan oleh para petani untuk mengairi sawah.
Kendati demikian, Legislator Dapil Indramayu-Cirebon itu meminta kepada pemerintah provinsi untuk menangani bendungan tersebut dengan serius.
“Bendung ini perlu perhatian serius,” kata Daddy usai melakukan kunjungan lapangan ke Bendung Pundong, belum lama ini.
Politisi Gerindra itu menjelaskan, bendungan yang terletak di Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta tersebut mengairi areal persawahan seluas 1.111 hektare.
“Areal persawahan tersebut terletak di empat kecamatan, yakni Campaka, Bungursari, Kotabaru dan Jatisari. Pembangunannya dilakukan pada tahun 1914-1918,” jelasnya.
“Di hilir bendung pundong ada situ cibodas yang luasnya sekitar lima hektare. Dari bendung menuju situ jaraknya 7,2 kilometer,” imbuhnya.
Daddy menegaskan, sepanjang itulah saluran primer yang lebarnya lebarnya 4,5–5 meter. Debit airnya tak pernah kering. Dengan demikian, petani bisa menanam padi dua kali setahun.
“Bendungan ini sangat diharapkan dan pasti dirasakan manfaatnya oleh para petani. Dengan adanya bendungan ini, para petani merasa persediaan air untuk sawahnya bisa terpenuhi sepanjang tahun. Dengan demikian, sawah-sawah mereka per tahun minimal bisa 2 kali,” tegas anggota dewan asal daerah pemilihan Cirebon-Indramayu tersebut.
Lebih lanjut, Daddy berharap agar banyak bendungan lain di wilayah Jabar debit airnya bisa seperti ini. Namum sayangnya, lanjut dia, pintu airnya tidak bisa lagi dinaik-turunkan secara leluasa. Pintu bensinya sudah melengkung.
“Saya cukup prihatin. Bagaimana mungkin bisa memperbaiki pintu air besi yang rusak jika pada APBD murni 2020 hanya dianggarkan Rp 134 juta. dari APBD?” lanjutnya.
Menurutnya, jika air untuk sawah tersedia, pasti petani menjadi lebih sejahtera. Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Jabar pun pasti meningkat. Dengan demikian, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jabar pun pasti meningkat,
“Kalau IPM meningkat, logikanya, mestinya Indeks Kebahagiaan juga naik. Jadi, nantinya masyarakat Jabar akan merasa bahwa visi Gubernur Ridwan Kamil ingin mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin bukan sekadar isapan jempol belaka. Jadi, mereka akan merasa bahwa visi tersebut benar-benar menjadi sebuah komitmen, bukan komat-kamit temen,” pungkasnya. (mg1/drx)