Jelang HUT RI, Pedagang Keluhkan Minimnya Pembeli Bendera

NGAMPRAH – Padagang bendera merah putih di Kabupaten Bandung Barat keluhkan anjlok penjualan hingga 40 persen. Hal tersebut, akibat dampak pandemi covid-19.

Salah satu pedagang bendera Iwan Setiawan (48), mengatakan, memasuki bulan Agustus merupakan saat yang dinanti-nantikan. Setiap bulan itu, dirinya panen penjualan bendera merah putih dan berbagai umbul-umbul yang dijajakannya di pinggir jalan.

Menurut Iwan, momen hari kemerdekaan tahun 2020 berbanding terbalik dari tahun sebelumnya. Biasanya, penjualan bisa menjual sekitar 100 kodi (1 kodi 20 buah), HUT RI ke 75 di masa pandemi, dirinya sangat merasakan dampaknya.

” Tahun 2019 lalu, lakunya lumayan. Tahun ini ngambil konveksi 60 kodi, masih tersisa 12 kodi lagi. Sangat terasa anjloknya. Biasanya omzet dulu-dulu sudah Rp100 jutaan. Tahun sekarang, masih gelap,” kata Iwan, saat ditemui di Jalan Underpass Padalarang, Senin (10/8).

Omzet sebesar itu, ia bagi-bagi dengan jaringannya yang berada di 10 titik di sekitar Jalan Raya Padalarang, Jalan Raya Rajamandala dan Cikalongwetan. Iwan mengaku bertindak sebagai agennya dengan mengambil keuntungan dari mereka tidak terlalu besar.

Semua barang, diambil dari konveksi di daerah Leles Kabupaten Garut. Kemudian, ia berbagi dengan jejaringnya tersebut, untuk dipasarkan dengan harga seragam.

Menurutnya, untuk satu buah bendera merah putih berukuran normal 120 sentimeter dihargakan Rp20.000, ukuran besar 180 sentimeter seharga Rp50.000 dan terdapat pula ukuran sedang dan mini. ”Kalau harga sih, tergantung ukuran. Mulai yang Rp5.000, Rp10.000 sampai Rp50.000 ada kok. Tapi yang paling laku yang ukuran normal,” jelasnya.

Namun usahanya cukup terbantu dengan penjualan tiang bendera dari bambu. Hingga kini, ia telah menjual 500 tiang bambu yang dihargakan Rp10.000 per tiang. ”Kayaknya sih pembeli masih pasang bendera yang tahun sebelumnya. Jadi penjualan merosot,” akunya.

Berjualan bendera dan atribut Agustusan merupakan usaha sampingan bagi Iwan. Keseharian, ia berjualan kupat tahu Padalarang di sekitar tempatnya mangkal. “Alhamdulillah, segini juga masih ada rezekinya. Mudah-mudahan saja, besok-besok ada yang memborong,” pungkasnya. (mg6/rus)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan