SOREANG-Ketidakharmonisan komunikasi politik antara DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan DPC Partai Demokrat Kabupaten Bandung sebagai koalisi dalam Pilkada 2020, membuat partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu mengakhiri hubungan koalisinya.
Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bandung Endang membenarkan bahwa pihaknya sudah bertemu dengan para elit dari PKB dan Nasdem, Senin (20/7) malam di tempat tertentu di Bandung. “Sudah deal (sepakat) koalisi PKB, Nasdem dan Demokrat,” ujarnya saat dihubungi Jabar Ekspres, Selasa (21/7).
Selain membahas koalisi, kata Endang, pertemuan itu juga membahas bakal calon bupati dan wakil bupati yang akan diusung oleh ketiga partai tersebut. Ia menjelaskan, bahwa trio PKB-Nasdem-Demokrat kini sepakat mengusung pasangan Dadang Supriatna (DS) -Sahrul Gunawan.
Menurut Endang, pihaknya memutuskan berubah haluan karena saat ini koalisi Demokrat dengan PKS sudah bubar. “Hal ini tidak secara tiba-tiba, tapi melalui proses panjang, dan Demokrat sudah putus koalisi dengan PKS,” ucapnya.
Ketua DPD Nasdem Kabupaten Bandung Agus Yasmin pun membenarkan adanya pertemuan tersebut. Ia melansir bahwa pertemuan itu merupakan silaturahmi dalam upaya meningkatkan persaudaran dan kebersamaan.
“Komunikasi yang intens antarketua partai menjadi kebutuhan untuk mempersiapkan kontestasi pilkada 9 desember 2020. Partai Nasdem Kabupaten Bandung yang mendapat tugas dari DPW untuk mengawal kader NasDem Sahrul Gunawan untuk maju menjadi wakil bupati, alhamdulillah mendapat respon positif dari rekan seperjuangan para ketua partai di Kabupaten Bandung,” kata Agus.
Menurut Agus, pertemuan tersebut diharapkan bisa menyatukan langkah bersama antara PKB, Nasdem dan Demokrat sebagai mitra peserta pilkada untuk berkompetisi dengan keluarga petahana. “Kami bermitra untuk menjadi kompetitor bagi keluarga Pak Obar Sobarna,” ujarnya.
Dengan kekuatan bersama, Agus berharap harapan masyarakat Kabupaten Bandung yang ingin mengganti kekuasaan selama 20 tahun ini, bisa berhasil dengan menangnya figur baru dari keluarga baru yang menjadi bupati pilihan masyarakat. Ia percaya bahwa masyarakat sebagai pemegang kedaulatan dalam pilkada, akan bersama pihaknya, karena masyarakat jauh lebih rasional dalam menentukan pilihannya.
“Kami paham infrastruktur yang sudah dibangun oleh keluarga pak Obar sudah mapan di semua lini. Namun kami jauh lebih yakin bisa membawa lebih banyak perubahan. Kami pun tahu bahwa harapan terbesar masyarakat Kabupaten Bandung saat ini adalah adalah untuk tidak menjadikan keluarga Obar Sobarna kembali berkuasa sampai 25 tahun,” tutur Agus.