Butuh Kenaikan Anggaran Untuk Modernisasi Alutsista TNI

JAKARTA – Dua insiden kecelakaan beruntun terhadap peralatan dan persenjataan perang milik TNI sebagai tanda perlunya modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). Anggaran untuk Kementerian Pertahanan (Kemhan) harus ditambah sebagai penunjang.

Wakil Ketua MPR, Arsul Sani meminta agar pemerintah khususnya Kementerian Keuangan meningkatkan anggaran Kemenhan terutama untuk TNI. Anggaran dalam memodernisasi persenjataan dan peralatan perang serta sistem pendukungnya.

“Kita akui sejak Prabowo Subianto menjabat menteri pertahanan, upaya peningkatan anggaran ini sudah terlihat. Namun anggaran tersebut belum cukup dan perlu diberikan ruang kenaikan anggaran yang lebih besar lagi,” katanya dalam siaran persnya, belum lama ini.

Sani menilai peristiwa pesawat tempur TNI AU jatuh di Riau itu semakin menambah keyakinannya bahwa peralatan perang dan persenjataan TNI bukan hanya memerlukan modernisasi dengan pengadaan yang baru, tetapi juga perlu perawatan dan pemeliharaan menyeluruh terhadap yang ada.

Dikatakannya, setidaknya selama kurang lebih 10 tahun, anggaran pertahanan di Indonesia terus naik. Namun, masih belum sejalan dengan modernisasi sistem persenjataan dan peralatan perang TNI.

“Selain itu, minimnya akuntabilitas penggunaan anggaran juga harus dibenahi Kementerian Pertahanan. Kurangnya perawatan bisa menjadi salah satu penyebab pesawat milik TNI Indonesia mengalami kecelakaan di Riau dan Kendal,” ujarnya.

Senada diungkapkan anggota Komisi I DPR Sukamta. Sudah saatnya pemerintah meremajakan alutsista yang dimiliki TNI.

“Kita sangat perlu terus meng-ABG-kan (meremajakan) alutsista kita. Kita harus akui ada alutsista kita yang berusia sudah tua meskipun masih dinyatakan layak terbang, apalagi ‘hanya’ untuk latihan misalnya,” ujarnya.

Wakil Ketua Fraksi PKS ini menambahkan, pesawat milik TNI sudah beberapa kali jatuh.

“Ini wajah alutsista kita yang tidak bisa kita pungkiri,” tegasnya.

Untuk itu, evaluasi rutin harus terus dilakukan. Bila perlu, dibuatkan standar baru yang tinggi atas kondisi kelayakan terbang pesawat alutsista. Jadi, standar kelayakan yang ada sekarang dibuat lebih ketat lagi.

“Pesawat yang selama ini masih dikatakan layak terbang oleh standar lama, bisa jadi sudah tidak layak terbang menurut standar baru nanti. Jadi Cuma pesawat yang tergolong ABG saja yang layak diterbangkan. Ini lebih baik untuk keselamatan kita semua, bangsa ini,” katanya.

Tinggalkan Balasan