Sektor Pariwisata Mati Suri Dampaknya Ekonomi Jadi Melemah

BANDUNG – Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan adanya pandemi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor pariwisata yang pertumbuhannya berdampak pada inflasi sebesar 0,244 persen.

Menurutnya, selama pandemi Covid-19, dunia usaha di sektor ini mengalami pelemahan hingga berdampak pada banyak hal, salah satunya tenaga kerja yang dirumahkan (unpaid leave).

“Penurunan drastis bahkan hampir merata di seluruh (provinsi) Jawa Barat. Mereka para pelaku industri memutuskan untuk menutup dan tidak ada aktivitas yang signifikan dalam kegiatan ekonomi,” ucap Dedi saat dihubungi di Bandung, Rabu (13/5).

Dari catatan Disparbud Jabar, sebanyak 48.289 pekerja dari sektor pariwisata dirumahkan. Rinciannya, kata dia, pekerja di bidang destinasi sebanyak 5.179 orang, pekerja di bidang hotel 12.143 orang dari total 2.768 lembaga usaha.

“Kemudian, pekerja di bidang usaha restoran sebanyak 1.179 orang, pekerja ekonomi kreatif sebanyak 14.991 orang. Lalu, pekerja di bidang biro perjalanan sebanyak 1.107 dan pekerja seni budaya sebanyak 14,721 orang,” katanya.

Kendati demikian, pihaknya mengaku tengah merancang upaya pembenahan dan pemulihan industri kreatif dan pariwisata terus dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat.

“Kami terus merancang strategi untuk memulihkan, termasuk membuat mitigasi di sektor ini setelah pandemi berakhir. Sejauh ini ada tiga tahap dan pemetaan yang sudah dibuat. Yakni, fase tanggap darurat, fase pemulihan dan normalisasi,” ujarnya.

Dijelaskannya, pada tahap tanggap darurat, pihaknya melakukan upaya untuk menekan dampak buruk yang terjadi. Salah satu langkah yang diambil adalah berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pemerintah kabupaten kota untuk membantu para pekerja, termasuk mendorong kebijakan fiskal bagi pelaku pariwisata berdasarkan permohonan asosiasi.

“Berdasarkan permohonan itu, pihak kementerian (pariwisata dan ekonomi kreatif) melakukan refocusing anggaran untuk membantu para pekerja yang terdampak. Alhamdulillah Jabar mendapat bantuan dengan kuota 36 ribu pax bahan makanan pokok bantuan kerohiman dari kemenparkraf untuk pekerja yang terdampak,” jelasnya.

Bantuan ini hanya bersifat sementara dan tidak bisa menyelesaikan persoalan. Namun, ungkap dia, jika dilihat dari sisi psikoogis, maka hal ini diharapkan bisa berpengaruh positif dan meringankan beban kepada para pekerja yang dirumahkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan