JAKARTA – Pemain depan Manchester City, Raheem Sterling, mengatakan beberapa anggota keluarganya telah meninggal karena wabah virus korona. Kejadian itu berlangsung saat dirinya masih melakukan karantina mandiri. Secara bertahap, Pemerintah Inggris secara bertahap mulai melonggarkan karantina wilayah atau lockdown yang telah dilakukan selama tujuh pekan terakhir guna memutus rantai penyebaran virus korona.
Untuk Liga Premier, Pemerintah telah merilis 50 halaman dokumen untuk mengangkat karantina akibat virus corona di Inggris yang membuat Liga Primer Inggris berpotensi bisa kembali bergulir pada 1 Juni. Kendati tanpa penonton sekalipun.
Dilansir ESPN, sejumlah pemain mengaku masih trauma bermain sepak bola selama korban Covid-19 masih berjatuhan. Hal yang sama juga diungkapkan, Sterling yang mengaku khawatir melihat banyak keluarganya meregang nyawa akibat pandemi tersebut. ”Saya tahu (pandemi) ini sangat serius saat Liga Premier dibatalkan Maret lalu ,” kata Sterling di saluran YouTube-nya.
”Saya tidak mengatakan sepak bola adalah hal yang paling penting di dunia tetapi ketika sebuah acara sepakbola atau Liga Premier dibatalkan maka Anda menyadari ini sangat besar, ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat,” tambahnya.
Bagi Sterling, pandemi virus corona menimbulkan gangguan besar, terutama di sepakbola Inggris, kendati masih ada secercah harapan untuk menuntaskan musim ini. ”Di saat kami diberitahu untuk pulang ( karantina), aku tahu ini sangat serius. Aku punya teman yang neneknya sudah meninggal, aku juga punya anggota keluarga yang sudah meninggal. Kau harus bijaksana dan berhati-hati menjaga diri dan keluarga yang kita sayangi,” paparnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperbolehkan musim sepakbola saat ini kembali dilanjutkan bulan depan, dengan semua pertandingan tersisa akan digelar tanpa penonton hingga keamanan terjamin.
”Saat kami kembali, itu hanya perlu menjadi momen di mana itu bukan hanya untuk alasan sepak bola, itu aman bukan hanya bagi kami pemain sepak bola tetapi juga seluruh staf medis, wasit. Saya tidak tahu bagaimana itu akan berhasil, tetapi saya merasa virus ini berbahaya dan belum hilang di sekitar kami,” pungkasnya.(fin/tgr/rus)