JAKARTA – Pebulu Tangkis Indonesia nampaknya tak mempersoalkan penundaan Olimpiade Tokyo Jepang yang semula akan bergulir pada Juli 2020 bergeser menjadi tahun 2021. Apalagi, penundaan ini demi kebaikan bersama akibat penyebaran virus korona atau Covid-19
Pesta olahraga multievent paling bergengsi di dunia itu resmi ditunda hingga tahun 2021. Keputusan itu diambil setelah Perdana Meteri Jepang, Shinzo Abe melakukan diskusi dengan presiden International Olympic Committee (IOC), Thomas Bach. Tak lain, penundaan itu lantaran virus korona yang kini tengah menjadi pandemik global.
Seperti dikatakan tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting yang menyatakan mengambil posisitf dari penundaan tersebut. Bahkan, ditundanya Olimpiade menjadi tahun depan tak menyurutkan semangat Anthony. Anthony merupakan salah satu kandidat tunggal putra Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 bersama Jonatan Christie. Kedua pemain ini kini berada di peringkat enam dan tujuh dunia.
”Nggak mau mikir peak performance sudah lewat atau gimana, nggak mau mikir ke hal seperti itu. Saya coba ambil positifnya aja, malah ada kesempatan dan waktu lagi untuk persiapan,” kata Anthony seperti dikutip situs resmi PBSI, Jumat (17/4)
Hal serupa juga diungkapkan pebulu tangkis Indonesia lainnya, Kevin Sanjaya Sukamuljo. Pemain ganda putra rangking satu dunia bersama Marcus Fernaldi Gideon ini mengaku tak mempermasalahkan selagi hal tersebut demi kebaikan bersama. ”Kalau demi kebaikan bersama ya saya nggak ada masalah sih olimpiade ditunda. Soal performa kan dari beberapa tahun kemarin ya begini-begini aja, kalau memang rezeki tidak akan kemana kok. Dibilang lagi di peak performance, kan di kejuaraan dunia belum juara,” jelas Kevin.
Sebelumnya, PBSI sendiri selaku induk bulu tangkis di Tanah Air mengaku bakal memanfaatkan penundaan Olimpiade selama satu tahun itu untuk lebih mematangkan persiapan atlet Merah Putih.
Sekretaris Jendral (Sekjen) PBSI, Achmad Budiharto. Menurutnya, Dalam rentang waktu satu tahun tersebut, para pemain dapat memoles performa mereka dan mengevaluasi segala kekurangan yang ada. ”Ini kan force majeur yang tidak bisa dihindari, jadi tidak ada untung dan rugi. Positifnya, kami bisa mempersiapkan diri lebih baik menuju olimpiade tahun depan,” kata Budiharto belum lama ini.