Pemakaian Air Besih Alami Kenaikan, Tapi Pembayaran Boleh Ditangguhkan

CIMAHI – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Air Minum pada Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi menangguhkan pembayaran air bersih bagi pelanggan. Kebijakan itu dibuat untuk mengurangi risiko penularan Corona Virus Disease (Covid-19).

Kepala UPTD Air Minum pada DPKP Kota Cimahi, Dede M Asrori mengatakan, tidak dilakukannya penagihan dan pembayaran untuk bulan ini dikarenakan pihaknya tak ingin mengambil risiko mengumpulkan orang banyak ditengah mewabahnya virus corona.

“Soalnya kalau ada pembayaran, sehari itu yang datang ke kantor 100-200 orang sehari. Sekarang kan lagi ada anjuran physical dan social distancing,” jelas Dede saat dihubungi, Kamis (16/4).

Pelanggan air bersih dari UPTD Air Minum pada DPKP Kota Cimahi sendiri mencapai 4.500 Sambungan Rumah (SR), yang tersebar di dua kelurahan, yakni Kelurahan Karangmekar dan Kelurahan Cigugur Tengah. Mayoritas pelanggan masih disubsidi pemerintah.

Tarif bagi pelanggan SPAM (air bersih) yang dikelola pihaknya masih mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Kota Cimahi Nomor 3 Tahun 2017 tentang Tarif Retribusi Pemaiakan Umum. Perda tersebut tengah direvisi untuk penerapan tariff baru.

Tarif kelompok 1 atau kategori rumah tangga tidak mampu RpRp1.800/m3, kelompok 2 kategori rumah atau mampu Rp3.500/m3, dan kelompok 3 atau kageoiri rumah mewah Rp4.500/m3 dan tarif kelompok 4 Rp5.000/m3.

“Rencananya akan ada kenaikan. Sedang dikaji,” ucap Dede.

Dikatakan Dede, meski ada penundaan pembayaran pihaknya menjamin tidak akan denda yang dibebankan terhadap pelanggan. Sebab, pembayaran akan dirapel bulan berikutnya jika kondisinya sudah membaik.

“Nanti akhir bulan kala udah membaik, kita baru mencatat. Yang harusnya dibayar bulan April, disatukan dengan Mei,” terang Dede.

Ia melanjutkan, untuk pasokan dan kualitas air masih terjaga dan aman. Dalam sehari, SPAM yang terletak di Kompleks Perkantoran Pemkot Cimahi bisa mengelola hingga 3.000 meter kubik, dari kapasitas maksimal 4.000 meter kubik.

Untuk pemakaian sejak adanya anjuran stay at home, terang Dede, mengalami kenaikan hingga 2 liter per detik dari bulan sebelumnya.

“Awalnya per hari itu 38 liter per detik rata-rata produksinya kalua siang, sekarang jadi 40 liter per detik,’’ pungkasnya. (mg4/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan