Portofolio Pandemi Virus sebagai Pendekatan Pembelajaran di Rumah

Sebagai sebuah ekosistem pendidikan yang memiliki kesamaan tantangan baru untuk menggali nilai-nilai yang Allah SWT turunkan, bersama merebaknya pandemi Covid-19 ini.

Bila kita cermati, kondisi saat ini merupakan sebuah maha laboratorium yang seharusnya mengundang perhatian semua disiplin ilmu secara terintegrasi.

Guru dengan potensi kreativitasnya di masing-masing disiplin ilmu yang diampunya harus mampu menangkap peluang langka ini dalam sebuah proyek terintegrasi secara kontekstual berkaitan dengan kondisi yang dihadapi.

Kemudian, membuat jejaring saling keterhubungan antar subject matter tersebut, untuk selanjutnya disuguhkan kepada para siswanya, agar bersama-sama seluruh komponen keluarganya menggarap proyek itu.

Belajar di rumah tidak berarti sekolah sama sekali kosong dari kehadiran guru. Momen ini sejatinya dapat merangsang guru secara bersama-sama mendiskusikan dan merancang proyek portofolio pandemi Covid-19.

Pendekatan portofolio itu sendiri menurut Prophan (1994) adalah suatu penilaian secara berkesinambungan.

Dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

Portofolio dapat diartikan juga sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis dan terorganisir.

Sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukannya dalam kurun waktu tertentu. Untuk mengefektifkan resources yang ada di kondisi Pandemi Covid-19 sekarang, maka modifikasi terhadap teori portofolio dalam implementasinya adalah suatu keniscayaan yang dapat dilakukan oleh para guru.

Modifikasi dalam proses pembelajaran ini dapat mengangkat berbagai hal mulai dari virus covid itu sendiri melalui pendekatan Sains, Teknologi, Enginering dan Matematika (STEM).

Sampai ke dampaknya pada kehidupan sosial dan budaya serta agama (pendekatan nilai/value). Dan, bagaimana anak bisa berkolaborasi dgn keluarga (orangtua dll).

Untuk mengambil tindakan membangun dan mengatasi keterbatasan dan pembatasan, sehingga mereka bisa survival menghadapi pandemi ini.

Mereka dihadapkan pada tuntutan bahwa hidup harus terus berjalan, sehingga pilihan mereka adalah do something atau not do anything.

Tuntutan demikian diharapkan akan melahirkan usaha usaha kreatif dan inovatif yang bisa dilakukan secara bersama-sama dengan keluarga.

Proses pembelajaran demikian dengan sendirinya telah mengimplementasikan keterampilan abad 21 yang meliputi Critical Thinking atau berpikir kritis.

Tinggalkan Balasan