Sebetulnya temen-temen mahasiswa ini punya pilihan untuk bisa di rumah aja atau ikut menjadi tenaga sukarelawan. Namun, keinginannya mereka memilih menjadi volunteer di sini.
Selain itu, Labolatorium lainnya juga di Gedung Eyckman milik Tim dari Universitas Padjajaran. Mereka juga membantu mengerjakan Real Time PCR dengan dua alat yang ada.
Sementara itu, Kepala Laboratorium Genetika dan Bioteknologi Molekular Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB Azzania Fibriani S.Si.,M.Si.,Ph.D, prosedur pemeriksaan sampel Covid sebetulnya tidak begitu rumit.
Begitu sampel swab (usap) diterima oleh Labkesda berbagai tahap pemeriksaan mulai dari ekstraksi, Real Time PCR, hingga interpretasi dilakukan.
Setelah verifikasi dan validasi, sampel dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Jabar.
Dari contoh proses itulah, ribuan sampel lainnya pun bisa mendapatkan penanganan yang tepat dari rumah sakit maupun pemerintah.
’’Pekerjaan ini dilakukan oleh tangan-tangan para ahli yang ada di balik kaca laboratorium mikrobiologi Labkesda Jabar,’’ucap perepuan yang disapa Nia itu.
Dari hasil tes diagnostic nantinya akan membantu manajemen pasien, apakah pasien itu bisa pulang atau dirawat lagi? Apakah orang ini harus masuk rumah sakit atau bisa isolasi di rumah.
Pihaknya selalu berupaya menghasilkan hasil yang valid supaya bisa digunakan rumah sakit atau Dinas Kesehatan untuk menangani pasien tersebut.
Nia, bersama 17 orang lainnya dari Labkesda Jabar, ITB, RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan tim gabungan, bekerja siang dan malam berkutat dengan RNA, reagen PCR, tabung-tabung kaca labolatorium.
Pekerjaan para analisis ini, merupaka fondasi sekaligus kunci dalam percepatan penanggulangan penyakit Covid-19, yang hingga kini belum ditemukan vaksin untuk melawan virus SARS-CoV-2 itu.
Hasil labolatorium betul-betul menentukan tindakan lanjut untuk orang yang diambil sampelnya, Dengan begitu pekerjaaan ini dilakukan sangat hati-hati dengan kontrol ketat.
’’Kita tidak bisa mengeluarkan hasil negatif, jika internal control-nya tidak keluar,” kata Nia.
Nia menuturkan, seluruh sampel-sampel hanya memiliki nomer kode dan tidak memiliki nama. Hal ini dilakukan agar seluruh sampel yang masuk semuanya adalah prioritas.