BANDUNG – Berdasarkan penelitian Virus Korona ternyata tidak bisa bertahan di udara. Sehingga, penularannya pun tidak lantas terjadi melalui udara.
Kepala UPT Laboratorium Kesehatan Kesehatan (Labkes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Tati Sutarti, SpPK menyatakan, Virus Korona membutuhkan media untuk menularkan penyakitnya kepada manusia.
’’Virus ini membutuhkan media untuk diam atau hidup dan tidak bisa bertahan di udara,’’jelas Tati ketika ditemui di Balai Kota belum lama ini.
Dia menjelaskan, V irus Korona dapat menempel pada benda mati. Itupun waktu bertahannya tidak lebih dari 6 jam.
Virus Korona dapat menular melalui percikan ludah, sehingga menjaga jarak adalah sangat penting untuk mencegah tertular Covid-19.
’’ kita jaga jarak sekitar 1,5 meter. Itu untuk menghindari terkena percikan atau droplet, karena virus itu hidup bertahan dengan media air ludah,” jelas Tati.
Tati menyebut, penularan bisa saja terjadi akibatkan ada air liur yang keluar dari orang positif corona pada saat berbicara kemudian menempel pada suatu benda mati.
Untuk itu, sambung Tati, selain dengan disiplin melakukan physical distancing, setiap orang dimmbau menggunakan masker.
Utamanya ketika sedang beraktivitas ke luar rumah, karena hal itu sangat membantu untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Sentuhan bisa aja, misalnya orang habis batuk kena ke tangannya terus dia pegang meja. Lalu meja dipegang sama kita karena tidak tahu dipegang orang terkena virus, kemudian kita garuk-garuk sekitar hidung, sekitar mulut, bisa saja kena. Makanya kita harus sering cuci tangan,” imbaunya.
Tentang adanya kekhawatiran bahwa tempat pelaksaan rapid test bakal menjadi sarang virus, Tati menyebutkan, hal itu tidak akan terjadi.
“Selain tak mampu menular melalui udara, Covid-19 tidak bisa bertahan lama pada benda mati,” tegasnya.
Tati juga memastikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung sudah sangat berhati-hati dan penuh perhitungan dalam memilih tempat penyelenggaraan rapid test.
Sehingga lebih baik dilakukan jauh dari kerumunan massa dan permukiman warga.
“Jadi kalau ada pemeriksaan di satu tempat yang jauh dari permukiman, jauh dari kerumunan massa itu relatif aman. Karena kita juga semuanya memakai Alat Pelindung Diri (APD). Itu sudah diperhitungkan lokasinya, kemudian kita juga alat untuk melindungi dari penularan,” pungkas dia. (mg1/yan).