Sementara itu, ganda putra Indonesia Marcus Fernadi Gideon/Kevin Sanjaya gagal menjadi juara untuk kali ketiga di All England 2020setelah kembali kalah melawan musuh bebuyutannya, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Kekalahan Marcus/Kevin memutus rentetan kemenangan beruntun ganda putra Indonesia di All England sejak 2017. Sementara itu Endo/Watanabe sukses mencatat sejarah besar. Yakni ganda putra pertama Jepang yang menjadi juara turnamen bulu tangkis tertua di dunia. Selain itu, khusus Endo, gelar ini menghentikan rasa penasaran. Dia akhirnya menjadi kampiun setelah tiga kali jadi runner-up pada 2013, 2014, dan 2016.
Marcus/Kevin menjadi runner-up All England 2020. ”Pastinya kami sudah mencoba melakukan yang terbaik. Game pertama kami sudah fight, terus memang kalah. Game kedua kami ubah strategi, mainnya agak dipelanin sedikit, di situ sudah ketemu polanya,” kata Marcus dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Jawa Pos.
”Tapi game ketiga mereka coba mempercepat permainan lagi. Kami sudah coba melakukan dengan maksimal, kami juga sudah mengejar. Kami sudah melakukan yang terbaik. Akhir-akhir kami juga unggul 19-18, tapi mereka maju lagi nempel ke net. Ya mungkin belum rezeki ya,” imbuh Marcus.
Bagi Marcus/Kevin ini adalah kekalahan pertama dalam tiga kali final All England. Sebelumnya, Minions menjadi juara pada 2017 dan 2018. ”Hasil tahun ini kami syukuri saja. Main juga sudah baik, cuma di partai final lawannya memang bagus. Mereka lagi bagus juga, belum pernah kalah satu game pun. Lagi rapet juga mereka. Di akhir-akhir mereka melakukan spekulasi yang cukup nekat juga,” pungkasnya. (jpc/rus)