Cegah Convid-19, Para Siswa Belajar di Rumah Selama 2 Minggu, Disdik Jabar Siapkan Metode Interaktif

BANDUNG – Untuk antisipasi penyebaran wabah virus Covid-19 Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuat keputusan agar proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) si Sekolah untuk tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK hingga Perguruan Tinggi selama 2 minggu tidak dilaksakan. Akan tetapi para siwa harus belajar di rumah.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku pihaknya kemarin selama seharian penuh berkoordinasi dengan para Sekda dan Kepala Daerah membahas konsep terkait sekolah di rumah.

“Karena kami konsepnya bukan libur tapi bersekolah di rumah. Jadi Pemprov Jabar mengumumkan kepada seluruh sekolah selama 2 minggu akan mengekolahkan anak untuk belajar dirumah dengan kurikulum yang sudah disiapkan,” ucap Emil di Gedung Pakuan, Bandung, Minggu (15/3)

Dikatakan Emil, konsep dari Kurikulum sekolah di rumah selama 2 minggu itu ialah kurikulum pendidikan tentang virus covid-19 dengan metode interaktif dan teknologi.

“Jadi anak-anak itu belajar dirumah mengerjakan PR, tanda jawab via Handphone dengan gurunya sehingga akhirnya anak-anak ini menjadi agen edukasi,” katanya.

Orang nomor 1 di Jawa Barat itu pun menegaskan bahwa antisipasi wabah Covid-19 belah ini bukan sekolah diliburkan selama 2 minggu, akan tetapi para siswa belajarnya dipindahkan ke rumah sesuai dengan kurikulum yang sudah di siapkan.

“Belajar dirumah bukan libur ya, belajar dirumah semala 2 minggu untuk disiplin dijam sekolah, untuk belajar dengan tugas-tugas dan panduan dari guru yang sudah diatur oleh tim kurikulum yang disediakan oleh Kepada Dinas Pendidikan,” tegasnya.

Kendati demikian, Gubernur milenial itu pun mengapresiasi kepada pemerintah daerah (Pemda) yang telah mengumumkan belajar dirumah dengan cepat.

“Nah saya sangat mengapresiasi beberapa kepala daerah Walikota/Bupati sudah responsip mengumumkan belajar dirumah itu kemarin, seperti Bandung, Depok Bekasi, Kawarang dan lainnya,” ucapnya.

Dia berharap, dengan adanya kurikulum belajar dirumah selama 2 minggu ini para siswa dari berbagai tingkat bisa menjadi agen edukasi untuk masyarakat dan keluarganya.

“Khusus anak-anak level sekolah akan menjadi agen edukasi, sehingga nanti hasil tugas-tugasnya selama belajar dirumah bisa dijadikan edukasi terhadap orang tua dan tentangga dan teman-teman yang disebarkan di jejaring Media Sosialnya,” pungkasnya. (mg1/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan