Aksi Perundungan di Kalangan Remaja Makin Marak, Disdik Jabar Beri Tanggapan

BANDUNG, JABAR EKSPRES – Belakang ini, aksi perundungan atau tindakan kekerasaan di kalangan pelajar (remaja) kian marak terjadi. Bahkan yang terbaru, salah seorang remaja berusia 16 tahun di Baleendah, Kabupaten Bandung, harus dibekuk Polisi akibat melakukan penusukan kepada korban berusia 41 tahun hingga tewas.

Diketahui, aksi penusukan yang dilakukan oleh remaja tersebut melainkan hanya untuk melampiaskan kekesalannya akibat sering mendapatkan perundungan oleh teman sebayanya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Disdik Jabar), Wahyu Mijaya mengatakan agar aksi-aksi tersebut dapat dihindari, maka dibutuhkan peranan aktif baik oleh pihak sekolah maupun masyarakat dan orang tua siswa.

“Yang pertama untuk yang di internal sekolahnya itu dari mulai secara struktur baik kepala sekolah, wakil kepala sekolah kesiswaan, wali kelas, dan guru BP, itu mereka harus mempunyai grup masing-masing. Sehingga jika nanti kalau ada atau terlihat kejadian seperti perundungan atau lain sebagainya, itu bisa langsung berkomunikasi,” katanya saat dimintai tanggapannya melalui sambungan telepon, Jum’at (6/10).

Kepala Disdik Jabar itu menambahkan, peranan wali kelas di sekolah harus mampu melakukan pendekatan kepada siswanya. Hal itu dilakukan, agar wali kelas di sekolah dapat mengetahui karakteristik siswa-siswinya.

BACA JUGA: VIRAL!!! Perundungan Siswi SMP di Bandung, Korban Ditampar Hingga Menangis

“Jadi kalau misalnya nanti ada siswa yang kira-kira terlihat berbeda dan lain sebagainya, itu peran Wali Kelas harus segera mengkomunikasikan dengan orang tuanya. Kemudian dari sisi guru Bp juga itu sama, mereka juga harus banyak mengkomunikasikan atau melihat potensi berbagai hal yang dapat mengakibatkan sesuatu. Jadi secara strukturnya memang demikian,” ucapnya

Sementara, dari Disdik Jabar sendiri Wahyu mengungkapan bahwa pihaknya akan terus berupaya mengoptimalkan kemampuan siswa di sekolah agar berjalan ke arah yang lebih positif lagi.

“Kemudian yang lainnya, karena kita sekarang berkaitan dengan kurikulum Jabar masagi, sehingga kami akan mencoba mengoptimalkan berbagai karya dari siswa. Jadi siswa akan lebih diajak untuk berbagai hal kegiatan positifnya supaya mereka tidak melakukan hal-hal yang negatif. Jadi lebih konsen terhadap berbagai karya yang mereka bisa tampilkan,” ujarnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan