”Di era globalisasi ini justru harusnya glokalisasi, menaikkan kearifan lokal kita salah satunya budaya. Jadi saya justru lebih senangnya dengan istilah glokalisasi. Pada saat orang-orang diseragamkan melalui teknologi informasi, kekayaan potensi lokal seperti budaya lokal bahasa Sunda ini merupakan sesuatu yang harus kita angkat yang menjadi ciri khas dari kebudayaan yang tidak bisa ditemui oleh budaya budaya lainnya, di tempat lainnya, di belahan dunia lain. Justru ini yang harus kita banggakan,” tegasnya.
Festival Sastra yang diselenggarakan oleh Komunitas Carponn (Carita Pondok Naker) ini juga merupakan bagian dari upaya melestarikan Bahasa Sunda sebagai bahasa ibu orang Sunda. Festival yang diikuti oleh 300 peserta ini ingin mengembalikan ruh Bahasa Sunda agar kembali digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Kegiatan tersebut diisi dengan tausiyah dari Ustaz Evie Effendy dan pagelaran wayang oleh dalang Lili Adi Sunarya. Acara juga diisi dengan penampilan band dan pameran buku-buku berbahasa Sunda.(rls/ziz)