BANDUNG– Jalan raya Bandung-Garut tepatnya di depan PT Kahatex sering dikeluhkan oleh pengendara motor dan mobil. Hal itu dikarenakan kerap terjebak banjir saat hujan turun seperti yang terjadi pada Selasa (4/2). Akibatnya terjadi kemacetan dan banyak kendaraan yang sulit melalui jalur tersebut.
Parahnya lagi, banjir tersebut terkadang berwarna hitam dan berbau busuk, sehingga para pengendara merasa miris dengan kondisi tersebut.
“Saya melihat sangat aneh karena bukan hanya banjir tapi limbah dengan bau busuk sering kami rasakan. Drainase ini kan baru, tapi kenapa hujan kecil saja, banjirnya parah sekali. Apakah gorong-gorongnya tersumbat atau seperti apa? Sampai sekarang belum ada penindakan dari pemerintah,” sesal Samsul pengendara asal Limbangan Garut, di Rancaekek, Selasa (4/1).
Menurutnya, banjir tersebut tidak hanya sekali ini saja, melainkan setiap hujan pasti banjir. “Kita lihat banjirnya hitam, apakah ada yang membuang limbah atau gimana aneh sekali, saya tidak tahu air hitam ini berasal dari mana, mungkin dari salah satu industri kali,” jelasnya.
Ketua Dewan Daerah Walhi Jabar, Dedi Kurniawan menilai, banjir di daerah Rancaekek tersebut akibat dari drainase yang tidak berfungsi baik.
“Selain dari drainase tidak berfungsi dengan baik adalah akibat dari daya resap air hujan yang memang tidak bisa menembus ke tanah dan akhirnya airnya meluap ke jalan,” katanya.
Menurutnya, di jalan provinsi tersebut berada di kawasan industri, ada Kahatex, Kwaran dan termasuk Cola-Cola.
“Terkait banjir Cileunyang kemungkinan mudal ke jalan, dan solokan itu kemungkinan pembuangan limbah, memang untuk industri dalam kontek pembuang limbah, biasanya di musim hujan atau malam hari,” katanya.
“Saya melihat begini, Kahatex sampai saat ini pernah kita hujat, meskipun punya IPAL tetapi itu berfungsi atau tidak, mngkin dia dipungsikan, tapi saat hujan ya tidak difungsikan, dibuang dikarenakan kos yang sangat mahal,” sesalnya.
Pengawasan berapa limbah yang dihasilkan, dan berapa limbah yang diolah seperti apa jadinya, harus diawasi oleh pemerintah. “Pengolahan limbah pabrik seperti Kahatex ini harus transparan. Karena buktinya ketika hujan, banyak campuran limbah dengan warna hitam dan bau busuk,” tandasnya. (mg1/drx)