Cimahi Targetkan Bebas TBC di 2048

Dalam segi pelayanan, Pem­kot Cimahi juga memiliki alat bantuan dari pusat berupa tes cepat molekuler (TCM) yang dapat mendeteksi pa­paran bakteri selama dua jam ditempatkan di Puskesmas Cimahi Selatan, RS Mal, dan RSUD Cibabat. Ketersediaan obat TBC turut tersedia di rumah sakit dan puskesmas secara gratis.

Selain itu, pelatihan dan sosialisasi penyakit TBC me­nyentuh berbagai kalangan mulai dari pelajar, pemuda, hingga dai/ustad. Sosialisasi lewat media massa maupun media sosial pun gencar dila­kukan, termasuk sosialisasi langsung ke masyarakat meng­gunakan mobil Promosi Kese­hatan dengan cara meny­ambangi berbagai lokasi ke­ramaian.

Tidak sampai di situ, penanga­nan TBC ini juga, Pemkot Ci­mahi turut melibatkan lintas sektor dinas seperti bantuan bedah rumah, sosialisasi me­dia massa, penyuluhan ke perusahaan, dan lainnya.

”Dengan sinergitas antar berbagai kalangan, Kota Ci­mahi berani mendeklarasikan Menuju Bebas TBC di tahun 2048, lebih awal dari target nasional. Hal ini didukung peran serta semua pemangku kebijakan untuk kesuksesan penanganan TBC di Kota Ci­mahi,” tuturnya.

Mitra kerja Pemkot Cimahi dalam upaya pemberantasan TBC diantaranya PPTI. Di­bentuk sejak tahun 2007, PPTI Cabang Kota Cimahi memiliki struktur organisasi hingga tingkat kecamatan.

Ketua PPTI Kota Cimahi dr. Zakaria Ansyori didampingi Ketua Bidang Penyuluhan, Diklat dan Pelayanan Medik dr. Fitriani Manan mengata­kan, strategi PPTI mulai dari advokasi kepada Pemkot Ci­mahi dan pemangku kebijakan lain, sosialisasi, pelatihan kader dan masyarakat, pem­binaan kader anak cabang kecamatan melalui supervisi dan menitoring-evaluasi, serta kegiatan sosial kepada pasien dan keluarga.

”Utamanya tugas PPTI se­bagai Organisasi Masyarakat Madani atau Civil Society Organisation (CSO) terutama penyuluhan kepada masy­arakat,” kata Zakaria.

PPTI Cabang Kota Cimahi meningkatkan jejaring penang­gulangan dan pemberantasan TBC dari Tingkat Kota sampai ke tingkat keluarga. Dengan dibentuknya jejaring tersebut, maka diharapkan penyuluhan, pendampingan penderita dan penjaringan terduga serta pelacakan TBC mangkir dapat optimal dilaksanakan.

”Penjangkauan kepada ma­syarakat dilakukan oleh kader PMO dan kader akselerasi atau koordinator PMO yang sudah kita latih. Mereka membantu menemukan kasus TB baru, pengobatan sampai tuntas, hingga temuan pasien TB mang­kir yang terus dibina,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan