CIMAHI – Bagi para pencari kerja di Kota Cimahi, sebetulnya Dinas Ketenagakerjaan sudah memiliki inovasi dalam bentuk aplikasi pencarian kerja.
Meski sudah di launching pada 2019 lalu, Aplikasi Sistem Link and Match (SILIMA) belum banyak digunakan secara optimal oleh para pencari kerja.
“Kita tahun 2019 launching sistem SILIMA itu seperti hal job fair. Ketika ini dibangun masih banyak keterbatasan sistem maupun dari stakeholder,” kata Kepala Bidang Penempatan Pelatihan Tenaga Kerja dan Transmigrasi (P2TKT) pada Dinas Ketenagakerjaan Kota Cimahi, Isnendi saat ditemui belum lama ini.
Menurutnya, aplikasi ini dibuat awalnya memang untuk menjembatani antara pencari kerja, perusahaan, BKK hingga dengan BLK.
Dalam kontek aplikasi itu, memuat seputar profil perusahaan yang memuat kebutuhan tenaga kerja hingga profil tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan.
Sistem ini juga pencari kerja bisa membuat AK-1 atau kartu kuning dengan menggunakan teknologi barcode. Sehingga, nantinya akan muncul CV (data pribadi), Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan pengalaman kerjanya, termasuk fotonya.
“Jadi sistem ini akan mengolah antara pencari kerja dengan perusahaan. Jadi nanti perusahaan juga akan bisa melihat profil pencari kerjanya yang sesuai kompetensi,” jelasnya.
Isnendi menyebutkan, jumlah Pencari Kerja (Pencaker) sepanjang 2019 mencapai 3.047 orang. Rinciannya, laki-laki sebanyak 1.800 laki-laki orang dan perempuan 1.248 orang.
‘’Jumlah Pencaker itu terdata dari permohonan pembuatan kartu kuning yang diajukan. Datanya dari Pencaker yang sudah terdata sepanjang 2019, jadi sudah sesuai fakta,” katanya.
Sedangkan penempatan tenaga kerja berdasarkan pendidikan tercatat ada sebanyak 357 orang. Rinciannya, laki-laki sebanyak 179 orang dan perempuan 178 orang.
“Itu data yang keterima di perusahaan segitu. Termasuk CPNS-nya sekitar 100 orang. Sisanya bekerja di swasta,” ujar Isnendi.
Untuk memaksimalkan sistem yang dibuat tahun lalu itu, agar bisa optimal dimanfaatkan oleh pencari kerja khususnya, pihaknya akan menggencarkan sosialisasi agar seluruh stakeholder bisa memaksimalkan SILIMA sebagai sistem yang memudahkan koneksinya.
“Itu salah satu upaya kita untuk mengurangi pengangguran. Ke depan akan kita gencarkan. Kita juga akan membuat pertemuan rutin dengan BKK, LPK maupun perusahaan,” pungkas Isnendi (fer/yan).