BANDUNG– Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung akan menggenjot pengembangan 8 kampung wisata dan 30 coworking space.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengungkapkan, di 2023 ditargetkan bisa terwujud 6 hingga 8 kampung wisata yang tersebar di beberapa kewilayahaan, di antaranya di Kecamatan Cidadap, Kecamatan Coblong, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kecamatan Bandung Wetan dan Kecamatan Sumur bandung, termasuk 30 coworking space. “Target pengembangan kampung wisata ini masuk dalam RJPMD,” kata Kenny kemarin (14/1).
Kenny menilai, pengembangan wisata tidak bisa dibebani kepada Disbudpar saja, namun harus didukung oleh dinas lainnnya seperti Dinas Pekerjaan Umum (DPU) tentang infrastruktur dan dukungan dari DPKP3 untuk mempercantik taman.
“Ketika aksesibilitas dan amenitas sudah terintegritas, maka disbudpar hadir sebagai aktivasi, sekarang pertanyaannya, sudah terhubung semua belum?,” tanyanya.
Oleh karenanya, Disbudpar akan melakukan edukasi dan sosialisasi untuk menyadari pengetahuan masyarakat ketika semua sudah terintegritas. Sebab, menurut Kenny, Disbudpar hanya menangani program non fisik. Hanya saja tahun ini, pihaknya tetap menjalankan kegiatan sosialisasi.
“Kita adakan kegiatan ruang publik, kita memfasilitasi masyarakat, kegiatannya lumayan masif tahun ini,” ujarnya.
Kenny menambahkan, seluruh komponen harus memahami objek terkait kampung wisata. Ketika sudah ada kampung wisata maka akan ditindaklanjuti dengan pengembangan, pembinaan budaya lokal dan ekonomi kreatif.
Sejauh ini sudah ada beberapa wilayah yang sudah memiliki kampung wisata di antaranya di Kecamatan Coblong dengan memiliki destinasi wisata yakni wisata pendidikan nuklir. Selanjutnya, di Kelurahan Braga yang sudah eksisting. Ke depan, perlu mempetakan setiap kampung wisata sesuai segmentasinya.
Disisi lain, kata dia, alokasi anggaran di Disbudpar mengalami penurunan. Tahun ini hanya dialokasikan sebesar Rp 44 miliar lebih kecil dibandingkan tahun lalu yang mencapai angka Rp 50 miliar. “Anggaran kita tahun ini memang menurun, tapi bukan berarti kita tidak melakukan inovasi, tapi justru jadi memotivasi untuk terus berkarya,” pungkasnya. (mg2/drx)