Gerindra Bela Prabowo

Di sisi lain, Kedaulatan In­donesia sedang dipermainkan oleh Tiongkok. Kasus klaim teritori oleh negeri tirai bam­bu yang sudah terjadi sejak lama itu, sempat membuat Presiden ke-6 marah.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan me­nuturkan, ketua umumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sangat tegas ketika me­nyangkut persoalan kedau­latan. Salah satunya, kasus 2005 silam di perairan Am­balat kapal Malaysia masuk ke Indonesia.

”Pada saat itu Pak SBY sang­at tegas ya bahwa kalau me­nyangkut kedaulatan NKRI maka tidak ada istilah kom­promi,” ujar Syarief di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/1).

Menurut Syarief, ketegasan SBY itu terbukti ampuh mengusir kapal Malaysia. Sehingga, tidak lagi meng­anggu kedaulatan Indonesia dengan mencoba-coba me­masuki wilayah Indonesia. ”Jadi mereka semua keluar dari teritorial kedaulatan NKRI,” ungkapnya.

Syarief juga menuturkan, kala itu SBY sudah siap ber­perang dengan Malaysia ter­kait perairan Ambalat. Namun akhirnya selesai dengan jalur diplomatik. Karena itu, sudah seharusnya Tiongkok mere­spons nota keberatan Indo­nesia tersebut.

”SBY dulu pernah di kapal perang berhadapan dengan perbatasan Malaysia waktu itu, jadi kalau mau perang ayo perang, pada saat itu,”im­buhnya.

Diketahui sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Men­lu) Retno Marsudi menga­takan, telah terjadi pelang­garan yang dilakukan ka­pal-kapal Tiongkok di wilay­ah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Retno menyampaikan, da­lam United Nations Conven­tion on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 telah me­netapkan bahwa perairan Natuna masuk ke dalam Zona Ekonomi Eksklusif In­donesia (ZEEI). Oleh karena itu ia meminta Tiongkok mematuhi aturan tersebut.

Retno juga mengatakan, dalam rapat koordinasi para menteri sepakat untuk melaku­kan patroli di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di perairan Natuna. (bbs/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan