BANDUNG– Tahun ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung mengalami penurunan anggaran sebesar Rp 6 miliar. Untuk diketahui, tahun 2019 anggaran mencapai angka Rp 50 miliar dan tahun ini menjadi Rp 44 miliar.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari menyatakan, kendati anggaran tahun ini menurun, namun dirinya memastikan kinerja serta inovasi untuk pengembangan pariwisata dalam menarik pengunjung akan terus dioptimalkan.
“Ini jadi tantangan juga buat kita, walaupun anggaran turun, tapi kinerja dan inovasi dalam pengembangan wisata harus lebih optimal dari tahun lalu. Untuk tahun sekarang, itu sebesar Rp 44 miliar untuk belanja langsung,” kata Kenny ditemui Jabar Eskpres di kantornya, Selasa (7/1).
Kota Bandung, kata Kenny, masih menjadi sentral atau pusat kunjungan wisatawan dari berbagai daerah termasuk dari mancanegara. Salah satu alasannya, karena Kota Bandung dipandang masih cukup lengkap untuk lokasi wisata dan budaya dibanding daerah lainnya.
Kenny mengungkapkan, terkait pariwisata pihaknya akan terus menciptakan produk-produk baru untuk meningkatkan kunjungan wisata setiap tahunnya.
“Intinya kalau untuk sektor pariwisata kita harus banyak-banyak menciptakan produk-produk baru lagi, kalau misalnya kunjungan wisata ingin lebih meningkat terus setiap tahunnya.
Contoh saja hadirnya wisata baru di Lembang, The Great Asia Afrika itu juga satu terobosan di Bandung Barat yang cukup signifikan, Kota Bandung justru kena dampaknya, karena rata-rata menginapnya dan berbelanja di Kota Bandung,” ujar Kenny.
Kenny menambahkan, hasil evaluasi yang dilakukan salah satunya soal pemeliharaan infrastruktur menjadi fokus di tahun 2020.
“Dijaga, dan itu bukan saja tugas pemerintah tetapi masyarakat dan wisatawan juga, ini yang namanya pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Partisipasi masyarakat dan wisatawan jadi turut menjaga lingkungan daya dukung, yaitu infrastruktur objek-objek wisata,” katanya.
Kenny juga optimistis, Kota Bandung ini harus menjadi wisata berstandar Internasional sama seperti halnya Kuala Lumpur, Bangkok, Singapura atau minimal Bali. Untuk sampai pada tahap tersebut, dibutuhkan kekompakan bersama.