“Harus ada produk baru yang ditawarkan. Karena pengunjung juga akan bosen kalau itu-itu saja. Karena kami tahu apa yang harus dijual, sehingga segmen pasar kita harus tepat,” ungkapnya.
Disinggung terkait keterlibatan warga sekitar, Perry mengakui, kurang lebih 200 tenaga kerja yang ada di The Great Asia Afrika merupakan warga asli Lembang. Karena, hal itu menjadi salah satu komitmennya untuk memberdayakan perekonomian masyarakat sekitar.
Corporate Secretary dan Public Relation The Great Asia Afrika, Intania Setiati menambahkan, saat masuk ke lokasi objek wisata tersebut, wisatawan bisa merasakan seperti berada di 7 negara Asia Afrika. Mereka juga dapat berswafoto di wahana yang semuanya disulap menjadi perkampungan tradisional dari Asia Afrika.
“Di sini dilengkapi juga dengan keberadaan rumah tradisional, bangunan ikonik, mini zoo, lift, dan fasilitas penunjang lainnya. Jadi memang kami ingin menyuguhkan konsep wisata yang berbeda untuk masyarakat,” ujar Intan.
Menurut Intan, konsep wisata yang ditawarkan memang family leisure dan wisata edukasi. Sehingga, pihaknya mengaku optimistis akan menjadi pilihan tempat favorit baru bagi wisatawan untuk berlibur khususnya pada saat libur Natal dan Tahun Baru yang tinggal menghitung minggu.
Salah seorang pengunjung asal Kelapa Gading, Jakarta, Rakhitta Natania,21, mengaku senang bisa berkunjung menghabiskan akhir pekan bersama keluarganya ke The Great Asia Afrika.
“Ini wisata edukasi dengan menampilkan budaya dari masing-masing negara, sehingga memberikan konsep baru bagi pengunjung yang datang. Kita juga bisa merasakan berbagai ragam kuliner dari belahan negara di kawasan Asia Afrika,” pungkasnya. (drx)