BANDUNG– Pengelolaan sektor pariwisata di Kota Bandung dinilai mandek sehingga tak bisa dikembangkan lebih maksimal untuk mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD). Hal itu juga diakui oleh Kabid Pariwisata Kota Bandung, Nanang Sodikin, bahwa pengelolaan pariwisata tidak bisa berjalan optimal.
Menurut Nanang, ada beberapa faktor yang menyebabkan pengelolaan pariwisata di Kota Bandung tidak optimal. “Kami menyadari pengelolaan pariwisata masih belum optimal karena masih banyak kendala dan kekurangan-kekurangan yang kami laksanakan. Di antaranya faktor anggaran, SDM, dan kondisi Kota Bandung itu sendiri. Memang sekarang pengembangannya agak susah karena Kota Bandung sudah padat,” ujar Nanang kepada Jabar Ekspres, Selasa (26/11).
Yang dapat dilakukan saat ini, kata dia, lebih fokus pada pemberian layanan prima kepada para wisatawan yang berkunjung ke Kota Bandung. Hal itu, katanya, diyakini dapat merangsang daya tarik pariwisata yang berkunjung ke Kota Bandung.
“Jadi, kalau layanan yang diberikan sudah baik maka pariwisata yang sudah pernah ke Bandung dia tertarik lagi berkunjung,” ucapnya.
Dikatakannya, selama tiga tahun terakhir ini, pihaknya lebih pada membuat program pelatihan-pelatihan baik diberikan kepada SDM pariwisata itu sendiri termasuk ke masyarakat.
“Jadi semua liding sektor kita adakan pelatihan dan pembinaan. Sehingga diharapkan semuanya sadar akan wisata,” harapnya.
Diakuinya, untuk pengembangan destinasi wisata sekarang sulit dilakukan. Hal itu disebabkan kawasan Kota Bandung sudah over kapasitas.
“Jadi pengembangan untuk membangun arena-arena atau kawasan wisata potensinya kecil. Maka yang bisa kami lakukan bagaimana untuk meningkatkan dari sisi SDM-nya,” katanya.
Diakuinya, sektor pariwisata menjadi penunjang besar untuk kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung.
“Potensi PAD sektor pariwisata aja sekitar Rp 700 miliar di 2018, atau sekira 33, 3 persen dari PAD keseluruhan. Berati untuk PAD sektor pariwisata merupakan unggulan,” sebutnya.
Untuk 2019 tahun ini, Nanang hanya bisa berharap agar PAD sektor pariwisata meningkat. Meskipun kata dia, banyak kendala yang dihadapinya. Di antaranya adanya pemindahan Bandara Kota Bandung ke daerah lain, Kertajati Majelengka.
“Di tahun 2019 ini mudah-mudahan ada peningkatan karena ini sangat berpenguruh sekali dengan perpindahan bandara,” pungkasnya. (mg5/drx)