Dede Suryana dedikasikan hampir setengah umurnya untuk dunia pendidikan. Menjadi salah satu guru honorer berbakat yang dimiliki Kota Bandung.
EMIL LA PALAU Bandung
”Jangan berkecil hati bagi guru-guru honorer di luar sana. Menjadi guru adalah menjadi contoh bagi anak-anak yang kita didik. Sebagai guru kita harus memahami betul karakter dan potensi siswa,” kata-kata tersebut, keluar dari mulut pria kelahiran Garut, 8 Juli 52 tahun silam itu, mengawali pembicaraan dengan Jabar Ekspres, saat ditemui di rumah kontrakannya, Minggu (24/11).
Sejak lulus dari Sekolah Menengah Atas pada tahun 1987, sejak itulah pengabdiannya pada dunia pendidikan dimulai. Lelaki yang akrab disapa Abah Dede ini sudah mulai membantu bagian administrasi dan mengajar di sekolah SMP Tunas Harapan Garut.
”Kebetulan ada guru saya yang mengajak untuk bantu-bantu di sekolah itu, maka saya ikut,” ujarnya.
September lalu, Dede sukses mendapat Juara dua diajang Inovasi Belajar (Inoberl) tingakt Nasional 2019. Dalam kategori pengajar inovatif. Idenya tentang “Pemberdayaan Tutor Sebaya Pada Pembelajaran Seting Ingklusif di Kelas 1 SDN 206 Putraco Indah Bandung” sukses meraih penghargaan Inobel kategori guru SD yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 2019.
Inovasi belajar terhadap siswa berkebutuhan khususnya ini, mulai diterapkannya sejak mulai mengajar di SDN 206 Putraco Indah Bandung pada 2006 saat dirinya mulai mengajar di sekolah tersebut. SD tersebut merupakan salah satu sekolah yang masuk Filoting Projek Inklusif di Kota Bandung.
”Sejak masuk dan mulai mengajar di SDN 206 Putraco Indah ini, saya juga banyak belajar untuk menyesuaikan bagaimana harus mengajar para siswa yang berkebutuhan khusus,” katanya.
Dede merupakan salah satu guru honorer yang sudah mendapat gelar sarjana pada Pendidikan Luar Biasa dari Universitas Pendidikan Indonesia. Kesempatan ini Dede dapatkan ketika berhasil lolos seleksi dari pemerintah provinsi pada 2010 lalu untuk mengikuti program pembelajaran PLB. Tidak hanya sarjana. Saat ini Dede baru saja menyelesaikan studi masternya mengambil konsentrasi manajemen pendidikan di Universitas Winaya Mukti Bandung.
Dengan integritas dan kecintaannya pada dunia pendidikan, ide terkait Pemberdayaan Tutor Sebaya pada pembelajaran inklusif ini sejak lama diterapkan. Dedikasi Dede pada pembelajaran terhadap siswa berkebutuhan khusus didapat ketika putra keduanya ternyata didiagnosa berkebutuhan khusus.