1.500 Hafidz Siap Gemakan Alquran ke Pelosok Desa

Ditempat yang sama, Sekretaris Jamiyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) Jabar KH Ali Khosim menuturkan, ke depan program Sadesha harus menjadi syiar dalam dakwah. Sekaligus, memberikan pemahaman bahwa Islam adalah Rahmatan Lilalamin.

Dia menilai, sebetulnya saat ini, banyak sekali hafidz-hafidz yang tersebar dimasyarakat. Akan tetapi, kebanyakan mereka tidak dibekali dengan kajian islam konperhensif. Sehingga membangun pemahaman-pemahaman yang justru menjurus memcah belah.

‘Mereka beranggapan bahwa pemahamannya paling benar dan ini yang harus kita cegah,’’cetus Ali.

Ali menambahkan, seorang hafidz harus mempunyai pemahaman keislaman yang konperhensif. Sehingga, ketika menemukan perbedaan di tengah masyarakat harus ada cara-cara yang memberikan solusi secara bijak.

Disinggung mengenai acara lauching nanti, para hafidz berkumpul bukan untuk tujuan lain. Akan tetapi berkumpul untuk melakukan hataman sekitar 250 kali hataman yang dibagi menjadi kelompok kecil.

“Satu kali hataman saja 60.000 malaikat ikut mendoakan, apalagi 250 kali hataman, itu sangat luar biasa. Jadi harapnnya dengan hataman itu jabar khususnya dan indonesia pada umumnya menjadi provinsi yang mempunyai prestasi,” harapnya. (mg1/yan).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan