JAKARTA – Tentu ada fakta-fakta baru setelah operasi gelap yang dilakukan Densus 88 Antiteror. Sosok Rabbial Muslim Nasution (RMN) hanya kunci untuk membongkar skenario lain. Terbukti ada desain untuk melancarkan aksi di Bali, setelah bom Medan.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menyatakan, dari komunikasi di media sosial itu, tercium adanya rencana teror di Bali. Polisi kini tengah melacak siapa eksekutor dan lokasi target.
Indikasi ini, juga terendus dari DA, istri RMN. ”DA cukup intens mengunjungi narapidana teroris (napiter) di Lapas Wanita Kelas II Medan. DA sendiri telah kita amankan Rabu (13/11) malam,” jelasnya.
Dalam pemeriksaan diketahui bahwa DA lebih dulu terpapar paham radikal dibanding suaminya. ”DA ini yang diduga membuat suaminya memiliki paham radikal,” ungkapnya.
Petugas sudah menggeledah rumah DA. Sayangnya, belum ditemukan adanya bahan peledak. Hanya ada senjata tajam dan sejumlah buku catatan. ”Dari mendsos kita bisa melacak aktivitas DA. Ya seperti disampaikan tadi, ia (DA, red) cukup aktif,” jelasnya.
Nah, nerdasar hasil pemeriksaan, DA sering mengunjungi napiter berinisial I. Dia menjelaskan, densus masih mencari bukti terkait jaringan pelaku bom bunuh diri itu. ”Ya, apakah memang pelaku ini lone wolf atau terhubung dengan kelompok teroris. Semua masih didalami,” ungkapnya.
Hingga kemarin, jenis dan perakit bom yang meledak di Mapolrestabes Medan belum diketahui. Dedi mengakui daya ledaknya lumayan besar. Namun, belum bisa dipastikan apakah bom tersebut masuk kategori high atau low explosive. ’’Nanti, ya tunggu dari labfor,’’ katanya.
Hingga kemarin, jumlah terduga teroris yang ditangkap bertambah dari delapan menjadi sepuluh orang. Yakni, lima orang di Riau, tiga orang di Banten, satu orang di Bekasi, dan satu orang di Jawa Tengah. ’’Masih diteliti hubungannya dengan aksi di Medan,’’ ungkapnya.
Diakui Dedi, setelah peristiwa itu polisi berhasil menangkap sejumlah terduga teroris. Mereka ditangkap diduga sebagai anggota jaringan RMN, pelaku bom bunuh diri di Polresta Medan. ”Tiga diamankan di Banten, dan satu di Jawa Tengah. Dugaan sementara keterlibatan tiga orang di Banten adalah dugaan JAD Banten,” jelasnya.