BANDUNG– Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung bersikukuh agar Bandara Husein Sastranegara tetap beroperasi kendati Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati beroperasi. Hal itu demi kunjungan pariwisata ke Kota Bandung tetap tinggi.
Disparbud mencatat, sebanyak 59 persen kunjungan wisata Kota Bandung didominasi lewat udara termasuk turis mancanegara. Mulai dari Malaysia, Singapura dan India.
“Tahun 2018 saja ada sebanyak 155.103 wisatawan yang datang ke Kota Bandung, didominasi warga Malaysia, Singapura dan India,” kata Tantan Syurya Santana, Sekretaris Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kota Bandung ditemui di Savoy Homan, Jalan Asia Afrika, Selasa (12/11).
Dirinya sangat menyayangkan jika Bandara Husein tersebut ditutup, dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi bagi Kota Bandung akan sangat terasa. Sebab, saat ini saja sejak pengurangan dan pemindahan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke BIJB sudah memberi dampak negatif bagi Kota Bandung.
“Kalau ini (Bandara Husein) ditutup pasti berdampak pada ekonomi, sedangkan PAD berasal dari hiburan dan restoran, sejauh ini berkurang Rp 74 miliar,” sampainya.
Terlebih lagi, jika Bandara Husein Sastranegara ditutup, dapat dibayangkan ancaman pendapatan ekonomi.
Kendati tidak semua wisatawan tersebut berkunjung ke Kota Bandung, namun kunjungan ke daerah tetangga seperti Kabupaten Bandung Barat (KBB) juga bakal berdampak.
“Untuk itu Disbudpar Kota Bandung ingin membangun kemitraan dengan Bandung Raya, agar bisa mengembangkan wisata ini supaya tidak jalan masing-masing,” paparnya.
“Sesuai dengan Perda RT/RW Provinsi Jawa Barat, menegaskan pertama pengembangan BIJB dan kedua memfungsikan Bandara Husein sebagai pangkalan militer AU,” tandasnya. (mg2/drx)