Khusus di wilayah selatan, tercatat ada sekitar 37 wisata baru yang bakal menyumbangkan pada PAD. “Potensi pajak bisa terus digali, apalagi pak bupati mencanangkan pembentukan 10 destinasi wisata baru. Artinya setiap satu destinasi itu bisa membuka potensi PAD dari berbagai kegiatan usaha, seperti dari pajak hiburan, pajak hotel dan restoran,” ungkapnya.
Setiap pendirian objek wisata di suatu lokasi, kata Agustina, dipastikan diiringi dengan meningkatnya nilai tanah di sekitar objek wisata tersebut. Hal itu akan berpengaruh pada nilai jual objek pajak (NJOP) tanah, sehingga berdampak pada pendapatan PBB dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
“PBB dan BPHTB menjadi andalan pendapatan. Namun investasi yang masuk terutama di bidang ekonomi, ini akan menciptakan berbagai potensi pendapatan lainnya,” ujarnya.
Lebih jauh Agustina menyebutkan, target PAD tahun ini diangka Rp 450 miliar, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Target tersebut saat ini masih terus dikejar dari beberapa sektor pajak. Mulai dari pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, parkir, pajak air tanah, mineral bukan logam dan batuan, PJU, PBB dan BPHTB.
“Sumber PAD dari berbagai sektor terus kami kejar. Ada waktu kurang dari dua bulan menjelang akhir tahun 2019. Kami terus bekerja dengan optimal agar target PAD bisa terealisasi dengan baik,” pungkasnya. (adv/drx)
GENJOT REVITALISASI: Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna saat meninjau kawasan objek wisata Situ Ciburuy di Padalarang. Wisata ini mendapat bantuan dari Pemprov Jabar sebesar Rp 30 miliar untuk menjadi pusat wisata di tengah perkotaan Bandung Barat.