Kemudian lanjutnya, upaya yang dilakukan untuk kasus stunting di Kabupaten Bandung yaitu program 1000 hari pertama kelahiran dengan intervensi spesifik. Diantaranya adalah suplementasi tamblet tambah darah (TTD) bagi ibu hamil, nifas dan rematri, pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil (bumil), promosi dan konseling ASI Eksklusif, Pemberian makanan bayi dan anak (PMBA) yang direkomendasikan, pemberian imunisasi. Selain itu, dilakukan juga pemberian makanan tambahan bagi balita kurus dan sangat kurus, pemberian vitamin A serta pemberian obat cacing pada bumil.
”Sedangkan untuk Intervensi Sensitif, kami bersama perangkat daerah lain, sudah berupaya melakukan penyediaan jamban sehat, pelaksanaan fortifikasi bahan makanan, pemberian pendidikan paud dan parenting juga Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) gizi masyarakat, pemanfaatan akses dan layanan KB serta pemberian edukasi kesehatan reproduksi,” papar nya.
Selain 10 desa prioritas tadi kata Rikma, ada lagi upaya lain yakni perluasan 50 desa prioritas intervensi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bandung. ”Prevalensi rata-rata, kasus stunting di 50 desa ini berada di atas 15 persen jumlah balita. Dan untuk hal itu, Pemkab Bandung akan terus berupaya menekan dan mencegah stunting di Kabupaten Bandung,” pungkasnya. (yul/rus)