Dwi menyebutkan, selain 12 pembicara utama, terdapat 30 praktisi dan akademisi yang akan menyampaikan hasil penelitian maupun praktik keseharian di sesi kelas paralel, yang terbagi menjadi tiga ruangan. “Terdapat tujuh lingkup kajian yang dibahas sesuai dengan tema besar konferensi, di antaranya, program pengasuhan, pembuatan kebijakan, dan implementasinya, peran orang tua dalam memastikan kesejahteraan anak, isu-isu kritis bidang PAUD dan parenting dalam era abad 21, serta multikulturalisme, gender, dan keadilan dalam konteks PAUD,” ujar Dwi.
Hari kedua konferensi juga mengagendakan Regional Focus Group Discussion Meeting on Inclusive and Sensitive Cultural Parenting yang akan membahas dan mendokumentasikan praktik baik maupun permasalahan seputar parenting yang terjadi di Asia Tenggara. Paparan praktik baik yang telah dilakukan oleh perwakilan dari Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC) pada saat konferensi hari pertama (Filipina, Tiongkok dan Nepal) akan digabungkan dengan paparan praktik baik yang dipresentasikan oleh para Governing Board Member SEAMEO CECCEP yang hadir yakni dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Kehadiran ARNEC pada konferensi internasional PAUD dan pengasuhan ini adalah berkat dukungan Tanoto Foundation. Dalam konferensi Internasional ini, Tanoto Foundation menghadirkan perwakilan ARNEC untuk berbagi praktik-praktik baik kepada akademisi dan praktisi PAUD negara-negara anggota SEAMEO, termasuk Indonesia. Hal ini karena Indonesia juga merupakan bagian dari negara-negara di Asia Pasifik.
“Ada banyak sekali pembelajaran dari banyak negara yang lebih maju dari kita soal dokumentasi dan sharing, karena itu kami memfasilitasi teman-teman dari tiga negara anggota ARNEC untuk berbagi praktik-praktik yang patut menjadi perhatian kita terkait parenting,” ujar Sri Kusuma Hartani, Head of Early Childhood Education & Development Tanoto Foundation.
Menurut Sri, tiga negara anggota ARNEC yakni Tiongkok, Nepal dan Filipina dengan sangat sigap mendokumentasikan best practises sehingga dapat dilihat, dinikmati, dan dicontoh oleh Indonesia. Sehingga, akademisi dan praktisi PAUD di Indonesia bisa memberikan lebih banyak paper, dokumentasi dan pembelajaran serta menjadi kontributor bagi pekembangan early childhood education care education di Asia Tenggara dan Asia Pasifik.