Buru Otak Penusukan Wiranto

“Dari kejadian tentu menjadi warning bagi kita semua bahwa cara-cara kekerasan harus dihentikan dan siapapun yang melakukan itu harus ditindak setimpal. Hukum harus ditegakkan bagi para pelanggarnya,” kata Siti.

Fenomena penyerangan terhadap pejabat bisa dimaknai antara lain karena kekecewaan terhadap kebijakan yang diambil pejabat sehingga membuat pelaku frustasi dan melakukan tindakan nekad.

Menurut Siti, di negara demokratis penegakan dan kepastian hukum harus terjaga agar penegakan keadilan juga terasa. Meskipun demikian munculnya penggunaan kekerasan bukan berarti tidak dimungkinkan. Negara sebesar Amerika Serikat juga mengalami peristiwa di mana presidennya yakni John F. Kennedy mati ditembak. Beberapa pemimpin negara mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan karena dilempar sepatu atau dipukul dan sebagainya.

Siti menuturkan penggunaan cara-cara kekerasan tidak patut dilakukan, apalagi ini terjadi di Indonesia di mana seorang Menkopolhukam yang sedang menjalankan tugasnya dan ingin menyapa masyarakat malah diserang.

Seperti diketahui, Wiranto dalam jumpa pers di Media Center Kemenkopolhukam pada 28 Mei lalu menyebutkan bahwa ada ancaman pembunuhan terhadap empat pejabat negara, yakni terhadap dirinya, lalu terhadap Luhut B Panjaitan (Menko Kemaritiman), Budi Gunawan (Kepala BIN), dan Gories Mere (Stafsus Presiden bidang intelijen dan keamanan).

Mantan Panglima ABRI itu juga menyebutkan tidak hanya empat pejabat negara yang mendapatkan ancaman untuk dibunuh, melainkan ada pejabat lain yang mendapatkan ancaman serupa.

Dari informasi yang didapat Fajar Indonesia Network (FIN) Syahril Alamsyah dikenal sosok yang taat beribadah.”Selalu pakai baju jubah si Alam itu. Taat kali orangnya, sering nyeramahin tetangga-tetangga sini juga dia,” kata salah seorang tetangga, Mira, saat dijumpai di lingkungan rumah pelaku di Jalan Alfakah VI, Desa Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Medan, kemarin.

Ia mengaku, sudah sejak lama tidak melihat pelaku Syahrial, lantaran rumah pelaku yang berada di Jalan Alfakah VI tersebut sudah digusur dan dibangun jalan tol. “Dari tahun 2016 kalau enggak salah dia di sini, terus udah lama kali enggak nampak semenjak rumahnya digusur,” jelasnya. (ful/fin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan