SOREANG – Untuk menekan angka pengangguran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) sejak tahun 2018 menggelar pembinaan dan pelatihan bahasa korea dan Jepang.
Kepala Disnaker Kabupaten Bandung Rukmana mengatakan, tahun 2018 lalu sudah memberikan pelatihan kepada 300 peserta. Sedangkan tahun 2019, pihaknya melalui LPK pelatihan bahasa membina 500 peserta.
”Sebanyak 300 peserta pelatihan bahasa korea, 200 pelatihan bahasa Jepang. Program tersebut, dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang oertama sudah selesai, dan mulai Senin, 30 Nopember 2019 akan dimulai pelatihan bahasa korea dan jepang bagi peserta gembang dua,” katanya saat ditemui disela-sela pembukaan pelatihan bahasa gelombang II di LPK Seuolina Rancaekek, Kamis (26/9).
Menurutnya, pendidikan dan pelatihan bahasa tersebut, bertujuan untuk memberikan skill dan pengetahuan dasar kepada masyarakat khususnya kepada generasi muda usia kerja. Dari sekitar 500 peserta 73 persen sudah lolos seleksi dan bekerja di Korea Selatan dan jepang.
”Tidak mudah untuk merubah nasib satu orang, apalagi ratusan orang, dengan program ini diharapkan peserta yang sudah mengikuti pelatihan bisa membawa perubahan kepada keluarganya khususnya bidang ekonomi,” tuturnya.
Pemilik LPK Seoulina Rancaekek, Mamat Rahmat (41) menjelaskan, tahun 2019 merupakan tahun kedua melaksanakan program Pemkab Bandung. Bersama Disnaker, pihaknya memberikan pendidikan dan pelatihan bahasa korea selama 40 hari. Selain mendapatkan pengetahuan dasar bahasa, semua peserta diberikan fasilitas.
”Pada pelatihan pertama, daya minat masyarakat agak kurang. Sejak pelatihan tahap kedua tahun 2018 lalu, masyarakat sangat antusias untuk mengikuti pelatihan bahasa korea. Sehingga, kami melaksanakan seleksi beberapa tahapan,” katanya.
Menurutnya, masyarakat khususnya generasi muda usia kerja sangat antusias mengikuti pelatihan bahasa korea. hal itu terlihat dari jumlah pendaftar, dari kuota yang tersedia 140 orang untuk mengikuti program pelatihan bahasa korea gelombang II. Ternyata yang mendaftar mencapai 500 orang.
”Masyarakat sangat antusias, pendaftar mencapai 500 orang tapi kuota yang tersedia cuman 140. Semua warga asal Kabupaten Bandung dari 31 wilayah kecamatan, itu terlihat dari identitas yang kami terima,” akunya.
Mamat menjelaskan, kebanyakan dari para pendaftar pelatihan bahasa korea memiliki motivasi ingin merubah kehidupan khususnya bidang ekonomi. Sebab, hampir 100 persen peserta pelatihan tersebut dari warga kurang mampu. Karena tujuan Disnaker menggelar program tersebut, untuk meningkatkan perekonomian dan menekan angka pengangguran di Kabupaten Bandung.