JAKARTA – Indonesia dan Prancis memperkuat kerjasama bidang pendidikan. Kerjasama tersebut mencakup tiga sektor pendidikan, yaitu pendidikan vokasi, pendidikan anak usia dini (PAUD), dan peningkatan kerja sama penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Prancis.
Dalam siaran pers-nya, Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, menjelaskan, Indonesia dan Prancis telah menjalin kerja sama bilateral yang erat, khususnya di bidang pendidikan. Selanjutnya, forum JWG ini merefleksikan upaya bersama kedua negara untuk berkolaborasi menguatkan kerjasama untuk mempersiapkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
”Kita (Indonesia dan Perancis) sudah lama bekerja sama di bidang teknologi, pada dua tahun yang lalu kita mempunyai kerjasama dengan Prancis di bidang teknologi di mana pemerintah Prancis membentuk training center dan ini akan berpihak di bidang otomasi,” jelas Didik, saat membuka Indonesia-France JWG on Education, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lingkup kerja sama pendidikan vokasi, menurut Sesjen Didik, akan dibicarakan secara lebih mendetail, terutama untuk penggunaan alih teknologi, pengajaran teknologi bagi para guru dan siswa, pertukaran pelajar dan pendidik antar kedua negara.
Sementara itu, Hervé Tilly, perwakilan Kementerian Pendidikan Republik Perancis, menjelaskan, kerjasama layanan pendidikan prasekolah dasar menjadi sektor potensial. Layanan ini, menurutnya, telah diwajibkan di Prancis, sebagai persiapan mendasar bagi generasi penerus.
”Sekolah pendidikan dini atau prasekolah diwajibkan bagi anak usia tiga tahun di Prancis, sebagai persiapan pengetahuan dasar, yaitu membaca, menghitung, dan menghargai sesama manusia,” jelas Hervé.
Menguatkan penjelasan tersebut, Didik mengatakan bahwa dalam forum ini juga akan dibahas mengenai layanan Pra Sekolah yang dapat digunakan untuk pengembangan PAUD di Indonesia.
”Terkait PAUD, Indonesia sudah punya Standar Pelayanan Minimum, yaitu sebelum usia sekolah harus mengikuti pra Sekolah Dasar. Dalam JWG Indonesia-Prancis akan membicarakan mengenai teknis pengelolaan layanan pendidikan pra sekolah. Kita akan banyak belajar dari Prancis untuk pengelolaan layanan pendidikan pra Sekolah Dasar,” jelasnya.
Terkait materi kerja sama PAUD, Didik menggarisbawahi tidak menerapkan tuntutan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) bagi para siswa PAUD. Hal ini, menurutnya, karena para siswa PAUD seharusnya berada di usia bermain bukan diberikan tuntutan memiliki kemampuan calistung, sebagai persiapan memasuki jenjang sekolah dasar.