CIPARAY – Untuk memperlancar aliran air yang mengarah ke area pesawahan di wialayah Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Ribuan Warga Desa Ciheulang, Kecamatan Ciparay bahu membahu melakukan normalisasi sedimentasi tanah dan sampah di sepanjang irigasi Ciheulang, kampung Lebak Biru, Jumat (13/9).
Agus (61), salah satu warga yang mengikuti kegiatan pengerukan irigasi Ciheulang mengaku, sejak lama kondisi irigasi sudah sangat dangkal. Pasalnya, sudah sejak lama irigasi tersebut tidak terawat dan tidak dilakukan pengerukan. Sehingga apabila musim penghujan mengakibatkan banjir, dan apabila musim kemarau air tidak bisa mengalir ke pesawahan.
”Sudah lama sekali tidak dilakukan normalisasi. Sedimentasinya cukup tinggi. Kalau musim hujan di kampung sini suka banjir, dan pada musim kemarau sawah yang ada disini kekeringan,”kata Agus saat ditemui disela-sela kegiatan.
Menurutnya, pengerukan sedimentasi dilakukan secara swadaya oleh masyarakat Ciheulang dan diinisiasi oleh anggota DPRD Jawa Barat Dadang Supriatna dan Bupati Bandung, Dadan M Naser.
” Sebelumnya, saya mengusulkan adanya normalisasi irigasi kepada beberapa tokoh masyarakat. Alhamdulillah usulan direspon. Tokoh masyarakat bicara dengan Pak Dadang, akhirnya cita-cita warga disini untuk pengerukan irigasi bisa terlaksana,” akunya.
Sementara itu, Dadang Supriatna menilai jika aliran irigasi Ciheulang memang tidak terawat dengan baik. Perawatan irigasi Ciheulang, kata dia, sebetulnya kewenangan Pengelola Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Barat.
”Makanya Bupati Bandung enggak bisa action lansung karena tanggung jawab PSDA. Tapi setelah kami berembug dan berkoordinasi dengan warga, pada hari kamis (12/9) sepakat melakukan pengerukan secara swadaya. Ini swadaya murni. Pak Bupati membantu becko karena sangat respons dan saya siapkan dump truknya,” jelasnya.
Dadang menjelaskan, sekitar 4.000 hektare sawah di wilayah Kecamatan Ciparay kini kondisinya memprihatinkan akibat kekeringan yang disebabkan debit air irigasi ciheulang tidak mengalir. Irigasi Ciheulang, sudah lama tidak mendapatkan program normalisasi, sehingga dipenuhi tanah dan sampah.
”Hal ini membuat irigasi aktif, tapi tidak bisa mengairi pesawahan. Melihat kondisi tersebut, Saya prihatin, 4.000 hektar sawah tidak terairi. Terlantar karena tidak dapat pasokan air,” akunya.