MAJALENGKA – Kawasan segitiga Rebana (Cirebon-Subang-Majlangka) memiliki fungsi strategis untuk dikembangkan. Terlebih, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah menetapkan wilayah bagian utara diprovinsi Jabar itu menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Orang nomer satu di Jabar itu mengatakan, untuk mengembangkan kawsan Rebana dibutuhkan investor. Sehingga, Pemdaprov Jabar akan selalu terbuka jika ada investasi ke kawasan itu.
Bandara Kertajati sudah beroperasi bahkan Pelabuhan Patimban akan diperluas pembangunannya. Sementara untuk akses tol Cisumdawu akan segera selesai. Untuk itu, investasi pendukung seperti sarana dasar harus tersedia.
’’ Jadi peletalam batu pertama untuk pembangunan Hotel Horison Ultima Kertajati di Kertajati, Kabupaten Majalengka, menjadi pertanda dimulainya pengembangan kawasan Segitiga Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati),’’tutur pria yang akrab disapa Emil ini.
Emil optimis, jika pembangunan di kawasan Rebana akan terus berkembang. Sebab, masa depan Jabar ada di Majalengka.
Bahkan, Rebana nantinya sebagai kota futuristik.
“Tidak ada kawasan pelabuhan yang berdekatan dengan bandar udara. Cari di Indonesia yang punya kawasan se-strategis ini,” katanya.
Emil mengatakan dengan hadirnya Hotel Horison Ultima di Kertajati bisa membawa kemajuan bagi Majalengka. Sebab, hotel ini dibangun berdekatan dengan bandara. Sehingga fungsinya bisa sebagai tempat transit atau sebagai sarana untuk berwisata.
Emil meminta, untuk pengembang hotel Horison Ultima agar mengakomodir warga sekitar sebagai tenagakerja. Sehingga, keberadaan hotel memiliki fungsi saling mendukung.
“Saya yakin pembangunan hotel ini akan membawa kemajuan luar biasa. Dan saya minta prioritaskan warga lokal (pekerjanya),” ucapnya.
PT Metropolitan Land, Tbk. (Metland) juga menghibahkan tanah seluas dua hektar. Tanah ini diperuntukkan untuk pembangunan rumah sakit (RS) untuk kepentingan masyarakat Majalengka dan masyarakat Jawa Barat.
Pendanaan untuk pembangunan rumah sakit tersebut bisa dari berbagai sumber dana, seperti APBD Kabupaten Majalengka ataupun APBD Provinsi Jawa Barat. Target pembangunan rumah sakit diharapkan selesai maksimal dalam waktu tiga tahun.
“Nanti bagaimana membangun, apakah porsi APBD (kabupaten) atau porsi (APBD) provinsi, ataupun nasional (APBN), enggak ada masalah, akan kita carikan. Tapi, dalam hitungan tahun harusnya sudah berdiri rumah sakit yang baik. Kalau membangun paling cepet setahun, paling lama tiga tahun,” tutur Emil.