SOREANG – Untuk meningkatkan indek pendidikan di Kabupaten Bandung, Dinas Pendidikan (Disdik) melalui Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) membuka Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Wilayah pinggiran.
Kepala Bidang PNFI Disdik Kabupaten Bandung Djunjunan mengatakan, pihaknya terus mensosialisasikan kepada masyarakat khususnya kepada generasi muda usia pendidikan yang putus sekolah agar mengikuti KBM melalui lembaga PKBM.
”Kami terus mensosialisasikan program PKBM kepada masyarakat, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan IPM Kabupaten Bandung. Seperti di wilayah Desa Santosa Kecamatan Kertasari, kami telah membuka PKBM, dengan menggunakan eks bangunan SDN Cisabuk,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya di Soreang, Selasa (3/9).
Menurutnya akibat minimnya jumlah siswa dan bangunannya berdekatan, beberapa tahun lalu siswa dan guru SDN Cisabuk dimarjer dengan SDN Santosa. Dengan disatukannya kegiatan formal tersebut, eks bangunannya digunakan untuk kegiatan PKBM.
”Sejak awal tahun 2019, kami terus mensosialisasikan tentang pentingnya pendidikan kepada masyarakat Kertasari. Hasilnya, Alhamdulillah positif, sampai dengan bulan September 2019 ini, sudah terdata 70 orang mendaftar mengikuti PKBM,” katanya.
Djunjunan mengakui, banyak aspirasi dari masyakat agar pemerintah menggunakan eks bangunan SD Cisabuk dijadikan lokasi kegiatan pendidikan tingkat SMK. Sambil terbentuknya SMK di wilayah tersebut, Disdik Kabupaten Bandung sejak tiga bulan lalu telah memanfaatkan bangunan tersebut untuk PKBM Paket B dan C.
“Alhamdulillah jumlah siswa Paket C pun mencapai 70 orang dan suda berjalan sejak tiga bulan yang lalu. Saat ini mereka menggunakan satu blok bangunan SDN Cisabuk. Untuk Blok yang satu lagi rencananya akan kami jadikan rumah singgah karena banyak siswa yang rumahnya jauh dari lokasi PKBM,” akunya.
Dengan pemanfaatan tersebut, lanjut Djunjunan pemeliharaan bangunan eks SDN Cisabuk tersebut sudah menjadi tanggung jawab lembaga PKBM yang menggunakannya. Ia mengakui jika sejak dimerger, eks bangunan tersebut, tidak terpelihara. Soalnya Disdik memang tak memiliki anggaran untuk pemeliharaan karena sudah tak ada lagi siswa dan guru yang melakukan aktivitas di bangunan tersebut.
Sementara Salah seorang mantan guru SDN Cisabuk Asep Nanan (48) mengatakan, terakhir sekolah itu menerima pendaftaran peserta didik baru pada 2016. ”Namun ketika itu total jumlah siswa masih kurang dari seratus orang,” katanya.