NGAMPRAH– Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cikalongwetan akan memiliki alat produksi penghasil oksigen (sentral oksigen) yang menelan anggaran hingga Rp 8 miliar. Anggaran tersebut merupakan bantuan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pusat tahun 2019.
“Tahun ini RSUD Cikalongwetan dapat DAK sebesar Rp 21 miliar. Anggaran tersebut paling besar untuk pengadaan alat produksi penghasil oksigen sebesar Rp 8 miliar dan sisanya untuk pengadaan alat kesehatan (alkes) lainnya,” kata Direktur Utama RSUD Cikalongwetan, Dr Ridwan Abdullah Putra, Senin (26/8).
Menurut Ridwan, alat tersebut juga disiapkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi rumah sakit saat melayani para pasien. Sehingga tak lagi perlu khawatir kekurangan oksigen, karena dapat disuplai langsung dari alat tersebut. “Sekarang masih dalam proses tender yang ditargetkan dalam waktu dekat sudah selesai. Dan ini menjadi rumah sakit satu-satunya di Bandung Barat yang memiliki alat canggih tersebut,” ungkapnya.
Ridwan menambahkan, saat ini sarana prasarana (sarpras) serta sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki RSUD untuk melayani masyarakat cukup memadai. Tercatat, RSUD memiliki 140 kamar perawatan, 2 ruang operasi, dan beberapa ruang untuk laboratorium. “Kami juga memiliki total SDM mencapai 360 orang. Ditambah dokter umum dan spesial totalnya mencapai 30 orang,” ujarnya.
Yang menjadi persoalan saat ini, kata dia, soal belum terbentuknya rumah sakit dengan status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Akibatnya pelayanan dan pengelolaan keuangan belum bisa dilakukan secara mandiri. “Kita sudah mempersiapkan untuk menjadi rumah sakit BLUD. Tujuannya agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa lebih cepat, baik dalam pengadaan obat-obatan maupun pengadaan alkes tanpa melalui birokrasi yang panjang ke Dinas Kesehatan,” tandasnya. (drx)