BANDUNG– Sektor budaya dan pariwisata di Kota Bandung masih menjadi sumber pedapatan daerah terbesar. Sehingga perlu ada inovasi yang harus dikembangkan agar ke depan budaya dan pariwisata semakin berkembang.
Oleh karenanya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung menjalankan beberapa project yang sudah tertuang dalam Calender Event Kota Bandung 2019.
Kepala Disbudpar Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari mengklaim, bahwa saat penyelanggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada pertengahan Juni lalu mendatangkan penghasilan sebesar Rp 40 miliar bagi Kota Bandung.
“Perhitungannya mulai dari penginapan di hotel dalam radius 1 km selama dua hari karena seluruh hotel penuh, dengan begitu pertukaran uangnya sangat luar biasa,” kata Kenny belum lama ini.
Kenny mengatakan. selain radius hotel, perhitungan tersebut melalui pesanan hotel dengan treveloka, pembelian makanan, dan spending money, baik itu pra even dan on even.
Sementara, dari sisi hiburan menyumbang angka 33 persen dari PAD Kota Bandung, ditambah lagi wisawatan berbasis kebudayaan lokal atau sunda, ekonomi kreatif.
“Bandung bisa dikatakan sebagai urban tourisme, oleh sebab itu sektor pendapatan yang diandalkan hanya bangunan herritage, tidak ada wisata yang berbasis alam,” paparnya.
Bahkan untuk menarik wisatawan, Pemkot Bandung melalui Disbudpar menyelenggarakan berbagai festival-festival, baik itu regional, nasional dan internasional. Menurut Kenny, semua itu sudah terjadwalkan, misalkan seperti acara Bandung Lautan Pendekar dan lain-lainnya.
“Bahkan, dalam waktu dekat ada acara Bandung Heritage Walk, acara menjelajahi situs-situs bangunan cagar budaya Kota Bandung, Bandung Creative eXposition 2, dan Pasanggiri Kaulinan Urang Lembur, dan Musiconic Orkestrasi Musisi dan masih banyak lagi lainnya,” pungkasnya. (mg3/drx)
BERKONTRIBUSI BESAR: Kadisbudpar Kota Bandung Kenny Dewi Kaniasari menyebut, jika budaya dan pariwisata menjadi dua hal yang besar dalam memberikan pendapatan bagi Kota Bandung.