Mudik Lebaran Harus Zero Accident

“Operasi Ketupat Lodaya 2019 memiliki karakteristik yang khas dibandingkan operasi tahun sebelumnya, operasi ini akan dilaksana bersamaan dengan tahapan Pemilu 2019, sehing­ga potensi kerawanan yang akan dihadapi semakin kompleks,” kata Tito.

Berbagai hal yang bisa meng­ganggu stabilitas kamtibmas dan perlu diantisipasi secara optimal di antaranya, seper­ti aksi serangan teror, berba­gai kejahatan yang meresah­kan masyarakat, seperti pen­curian, perampokan, penjam­bretan, begal, dan prema­nisme, aksi intoleransi, gang­guan keselamatan tranpo­rasi darat, laut, dan udara, stabilitas harga dan keterse­diaan bahan pokok dan po­tensi bencana alam.

Operasi Ketupat Lodaya 2019 akan diselenggarakan di 34 polda dengan 11 polda prio­ritas, termasuk Polda Jabar. Sementara jumlah personel yang diterjunkan sebanyak 160.335 personel gabungan, terdiri dari 93.598 personel Polri, 13.131 personel TNI, 18.906 personel kementerian dan dinas terkait, 11.720 per­sonel Satpol PP, 6.911 perso­nel Pramuka, dan 6.076 per­sonel ormas.

Mereka akan diterjunkan di 2.488 pos pengamanan, 764 pos pelayanan, 74 pos ter­padu, dan 12 lokasi cek poin. Sementara obyek pengamanan berupa 898 terminal, 379 sta­siun kereta api, 592 pelabuhan, 212 bandara, 3.097 pusat per­belanjaan, 77.217 masjid, dan 3.530 objek wisata.

Di Jawa Barat sendiri akan diterjunkan sekitar 22.000 personel TNI, Polri, dishub, Jasa Raharja, dan dinkes. Ada tiga pos pengamanan terpadu yakni di Cikopo, Palimanan, dan Limbangan, serta 35 pos pengamanan dan 276 pos pelayanan di seluruh Jawa Barat.

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Rudy Sufahriadi yang di­dampingi Pangdam III/Sili­wangi Mayjen TNI Tri Soewan­dono, menuturkan pihaknya akan terus bersinergi untuk mengamankan arus mudik dan Idul Fitri tahun ini.

“Amanat Kapolri tadi su­dah jelas kita sinergi me­nangani selama 13 hari,” ungkapnya. (yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan