Selain cipta kondisi, beberapa langkah lain yaiti pemetaan dan komparasi dengan berkaca pada gelaran Pemilihan Umum sebelumnya.
“Pemetaan masalah di antaranya dengan simulasi pencoblosan, juga berkoordinasi dengan seluruh stakeholder,” sambung Ferdi.
Simulasi ini juga menjadi ajang sosialisasi, khususnya bagi pemilih pemula di Pemilu 2019, mengingat pemilih pemula ini menyumbang angka besar bagi peningkatan jumlah pemilih di Kota Bandung.
Di samping simulasi pencoblosan dan beberapa simulasi pengamanan guna menjaga kondusifitas pada hari pencoblosan, Ferdi menyebutkan partisipasi pemilih di Kota Bandung menjadi prioritas utama.
“Sebisa mungkin, pemilih di Kota Bandung bisa menggunakan hak pilihnya saat hari pencoblosan nanti,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Paguyuban Camat Kota Bandung, Bambang Sukardi memastikan, Aparatur Sipil Negara (ASN) di kewilayahan menjaga komitmen netralitasnya.
“Upaya netralitas ini merupakan komitmen yang harus dijaga. Ada regulasi yang mengatur,” ujarnya.
Bambang juga menyebutkan, aparat kewilayahan akan menjaga kondisi keamanan dan ketertiban agar warga merasa nyaman saat datang ke TPS pada hari pencoblosan.
“Target partisipasi provinsi ada di angka 77,5%. Sehingga saya berharap kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi di hari pencoblosan dapat ditingkatkan lagi,” ujar Bambang. (mg3/drx)