Sedangkan Waduk Matenggeng masih dalam tahap review desain. Direncanakan, selain memasok air irigasi dan cadangan air baku, waduk ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir.
Eddy melanjutkan, lahan pertanian tidak dapat hanya mengandalkan musim penghujan saja. Oleh karena itu perlu dibantu oleh air dari waduk. Dengan ada waduk, indeks pertanaman meningkat sampai poin tiga alias alias petani bisa memanen padi sampai tiga kali setahun.
“Manfaat waduk terhadap lahan pertanian adalah waduk itu bisa membuat kita bisa panen lebih dari dua kali setahun, mendekati tiga,” katanya.
Masih di acara Japri, Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Linda Al Amin memaparkan, seluruh area irigasi di Jabar telah dibagi kewenangannya berdasarkan luas dan lokasi.
Area irigasi di bawah 1.000 hektare menjadi kewenangan kabupaten/kota, sedangkan area irigasi dengan luas 1.000-3.000 hektare yang lokasinya lintas kabupaten/kota menjadi kewenangan provinsi. Sementara area irigasi di atas 3.000 hektare menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.
Saat ini Jabar memiliki 900.000 hektare area irigasi di 103 lokasi. Sekitar 400.000 hektare merupakan kewenangan pemerintah pusat dan kabupaten/kota, sedangkan 100.000 hektare dikelola provinsi.
Jadi menurutnya, pembangunan lima waduk irigasi akan berdampak signifikan pada produktivitas pertanian di Jabar. (*/yan)