Caleg Nasdem Ingin Industri Lokal Jawa Barat Harus Naik Kelas

BANDUNG – Keberadaan Industri kecil yang banyak ditemukan diberbagai daerah harus mendapat perhatian dan dukungan dari pemerintah.

Menyikapi Hal ini Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai NasDem Daerah Pemilihan (Dapil) II Kabupaten Bandung dan Bandung Barat Ade Sudrajat mengatakan, Keberadaan Industri kecil merupakan penopang perekonomian. Sebab, keberadaannya banyak menyerap tenaga kerja.

Menurutnya, Industri kecil harus diberi bekal berupa pembinaan agar mampu bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.

“Tujuannya agar pelaku industri lokal bisa memperluas pangsa pasar dan memperoleh keuntungan yang maksimal,” jelas Ade kepada wartawan Selasa. (19/3).

Dia mengatakan, di dapilnya banyak sekali industri lokal di bidang konveksi pakaian jadi. Mereka banyak memproduksi celana denim jeans, baju muslim dan pakaian.

Bahkan, ada satu kampung diberi nama kampung hijab karena di sana memang khusus membuat hijab.

“Ini potensi cukup kuat namun segmen pasar mereka memang ada di menengah bawah. Tentu artinya bahan baku yg sangat kompetitif yang murah ” kata Ade.

Dia berpendapat, perlu strategi untuk meningkatkan industri tekstil lokal naik ke menengah atas. Salah satunya adalah membina pelaku industri lokal itu dari sisi desain dan memperbaiki kualitas produksinya.

Selain itu, pembinaan dalam mengakses pasar menengah atas perlu juga diperhatikan. Termasuk memasarkannya melalui perdagangan online.

“Dengan online pendapatan jauh lebih tinggi dari sekarang,”kata dia.

Untuk menguasai ini semua, para pelaku industri kecil harus mampu menguasai IT. Sehingga, pemberian pelatihan bisnis online harus diberikan.

“Bagaimana cara masuk online, bagaimana menawarkan, bagaimana pembayaran dan sebagainya,” tuturnya.

Untuk itu, di dapil pemilihannya Ade berencana akan menyeleksi orang-orang yang mempunyai kemampuan agar nantinya bisa menularkan kepada para.pengrajin lainnya.

Adapun yang menjadi sasaran pelatihan adalah pelaku industri lokal yang masih berusia di bawah 40 tahun. Sebab, mereka dinilai, entrepreneur muda berani mengambil risiko dalam berbagai hal.

“Kita paparkan risiko awal, bagaimana juga perbankan butuh legalitas formal baik itu pendirian perusahaan, NPWP begitu-begituan lah,” papar dia.

Untuk meminimalisir resiko, perlu dibentuk kelompok yangvterdiri dari 5 sampai 10 orang. Atau dibentuk koperasi. Sehingga, dengan legalitas Industri lokal bisa dengan mudah mengakses perbankkan dan mendapat bantuan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan