CIMAHI– Hujan lebat yang terjadi pada Sabtu (23/2) sekitar pukul 19.00 WIB, di wilayah Kampung Cireundeu, menyebabkan tejadinya longsoran kecil, sehingga air yang mengalir dari atas bukit atau tepatnya dari lokasi pembangunan perumahan Griya Asri Cireundeu, berupa lumpur dan menyebabkan tersumbatnya aliran selokan.
Panitera (sesepuh) Warga Adat Kampung Cireundeu, Asep Abas mengungkapkan, banjir lumpur tersebut murni karena aliran selokan tersumbat sehingga air meluap dan mengakibatkan banjir lumpur dibeberapa jalan kampung, serta merusak gudang tempat penyimpanan dan pengelolaan beras singkong (Rasi).
”Ada sedimentasi. Itu mah sudah biasa namanya juga di kebun, ya kalau hujan gede memang begitu,” ungkap, pria yang karib disapa Abah Asep itu, di lokasi kejadian, Kampung Cireundeu RW 10, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, Minggu (23/2).
Meski Abah Asep menyangkal jika kejadian tersebut merupakan salah satu dampak negatif yang timbul dari adanya pembangunan perumahan, namun dia mengakui memang lumpur tersebut berasal dari bukit yang berada di atas kampung dimana lokasi pembangunan sedang berlangsung.
”Adalah (lumpur dari atas bukit). Mungkin itu karena belum dibenahi. Pengembang baru mau mulai pembuatan dinding penahan tanah (DPT),” ujarnya.
Agar tidak ada saling menyalahkan setelah kejadian tersebut, maka, selain meminta agar pihak pengembang segera membangun DPT, dirinya pun akan ikut langsung mengawasi dan mengawal pembangunan.
”Jumat kemarin sudah meninjau lapangan. Sepertinya sesegera mungkin (membangun DPT) karena mungkin membutuhkan biaya yang besar jadi perlu waktu,” terangnya.
Tidak hanya itu, Asep juga mengaku keterlibatannya juga untuk mastikan batasan-batasan antara komplek dan kampung adat, juga agar ke depan tidak timbul masalah. ”Aturan mah di adat atau dimana pun pasti ada. Makanya saya dampingi agar jangan terkesan kita sudah melanggar aturan adat,” bebernya.
Saat disinggung apakah setelah kejadian ini ada rasa khawatir akan timbul longsor yang lebih besar, Abah Asep mengakui kalau kekhawatiran pasti ada, namun karena warga percaya jika pengembang bukan orang bodoh yang bertindak tanpa perhitungan, maka hal tersebut tidak terlalu dipikirkan.