Tiga Baru

Mungkin akan kawin dulu. Kan tidak mungkin ditunda. Videonya sudah terlanjur beredar luas. Bahwa BTP ke kediaman Osman Sapta. Alias Oso. Ketua Umum Partai Hanura. Minta restu.
Terlihat juga BTP memperkenalkan Puput. Gadis berumur 22 tahun. Polwan. Calon istrinya itu.

Bahkan Puput dipuji BTP setinggi langit. Sebagai wanita yang garis tangannya sama. Persis. Begitu semangatnya ingin menunjukkan persamaan itu. Sampai BTP minta Puput dipanggil masuk ruangan. Lalu ditunjukkanlah kepada Pak Oso. Telapak tangan calon istrinya itu. Dijajar dengan telapak tangannya sendiri. Lalu dihadapkan ke kamera.

Begitu persis, kata BTP. Yang oleh Oso dipuji sebagai terlihat lebih muda.

Saya tidak ahli garis tangan. Di mata saya telapak tangan dua orang itu memang sama. Persis. Dari video. Dari jauh.
Video itu beredar luas. Lengkap dengan identitas pembuatnya: Oso tv. Sudah pula diunggah ke YouTube.

Ternyata tidak hanya telapak tangan. Yang terlihat sama. Juga cara saling memanggil sayang. Puput memanggil BTP sebagai Yeobo. BTP memanggil Puput dengan buin. Sama-sama panggilan sayang gaya sinetron Korea.

Yeobo adalah panggilan sayang untuk suami. Buin panggilan sayang untuk istri.

Puput juga terlihat mendemonstrasikan cara memanggil Yeobo seperti itu. Dengan mesranya.

Sayang Oso tidak bertanya: mulai kapan mereka saling memanggil suami-istri seperti itu.

Di situ BTP memang terlihat sebagai manusia baru: percaya pada garis tangan. Bahkan juga percaya pada cincin batu. Yang bisa mengeluarkan cahaya merah. Saat dimasukkan ke air di dalam gelas. Sampai merahnya menembus tujuh gelas yang dijejer.

Sayangnya hari berikutnya beredar video lain. Yang dibuat pedagang alat sulap Jakarta. Yang juga memiliki cincin yang mirip itu. Yang ia demonstrasikan. Yang membuat air berwarna merah. Lalu ia hancurkan batu itu. Dengan uleg-uleg. Di atas layah sambal. Ternyata di dalam batu itu ada baterainya.

Kelihatannya BTP sudah benar-benar menjadi manusia baru. Yang percaya begituan. Yang tidak mungkin terjadi saat namanya masih #.

Perubahan itu bisa saja membuat dukungan pada BTP kian luas. Bukankah yang percaya begituan lebih besar? Bukankah orang yang irrasional membenarkan banyak? Dibanding masyarakat yang rasional?

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan