Densus 88 Terbang ke Filipina

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang mengatakan Ke­polisian Nasional Filipina (PNP) masih menunggu hasil peme­riksaan DNA jasad kedua pelaku bom bunuh diri di se­buah gereja di Pulau Jolo. ”Sam­pai saat ini belum ada hasilnya,” kata Harry dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (5/2).

Hasil pemeriksaan DNA jasad kedua pelaku pengeboman akan sangat penting untuk membuk­tikan dugaan keterlibatan dua WNI dalam insiden yang menga­kibatkan 22 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-luka, seperti sebelumnya disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Fi­lipina Eduardo Ano.

Dalam sebuah konferensi pers di Provinsi Visayas, Fili­pina, 1 Februari lalu, Ano menyebut pelaku bom bunuh diri adalah pasangan suami istri WNI bernama Abu Huda dan seorang perempuan yang tidak disebutkan namanya.

Kedua pelaku dibantu oleh Kamah, anggota kelompok Ajang-Ajang yang berafiliasi dengan kelompok Abu Sayy­af. Faksi tersebut telah me­nyatakan dukungannya ke­pada jaringan teroris IS. Namun, berdasarkan hasil pendalaman yang dilakukan KBRI Manila dan KJRI Davao.

Pihak intelijen Filipina (NICA) sendiri belum mengetahui dasar penyampaian informasi yang dilakukan Menteri Ano tentang keterlibatan WNI dalam insiden tersebut. ”Dengan demikian hingga saat ini belum dapat di­pastikan adanya keterlibatan WNI dalam peristiwa pengebo­man di Jolo,” kata Harry.

Dalam sebuah wawancara dengan media Inquirer pada 3 Februari, Wali Kota Jolo Kherkar Tan menyatakan bahwa dirinya telah mengajukan permohonan kepada kelompok pegiat HAM lokal maupun internasional un­tuk mengunjungi Jolo guna membantu proses investigasi tindakan teror tersebut.

Wali Kota Tan mengatakan bahwa proses pencarian fakta yang independen perlu dilakukan agar tidak ada yang dapat ditutup-tutupi. Dia juga mengatakan bahwa pen­duduk dan keluarga para korban ledakan bom menolak mempercayai pernyataan pejabat-pejabat pemerintah yang mengklaim bahwa pela­ku bom bunuh diri asal Indo­nesia yang mungkin telah melakukan serangan tersebut.

Pada 4 Februari lalu, Kepala Kepolisian Nasional Filipina Oscar D. Albayalde menyam­paikan keterangan pers bahwa Kammah L. Pae, seorang pria warga Jolo yang diyakini sebagai tersangka utama sekaligus do­natur aksi pengeboman, telah menyerahkan diri bersama em­pat orang lainnya yaitu Albaji Kisae Gadjali alias Awag, Rajan Bakil Gadjali alias Radjan, Kaisar Bakil Gadjali alias Isal, serta Sa­lit Alih alias Papong.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan