Ajay menegaskan, agar nyamuk Aedes Aegypti tersebut tidak semakin menyebar, pihaknya terus melakukan pelaksanaan PSN. Bahkan, itu pihaknya juga melakukan fogging di beberapa lokasi yang dinilai perlu diasapi.
“Saya harap PSN tidak hanya dilakukan oleh juru penilik jentik (Jumantik) saja. Tapi masyarakat juga mau membantu,” ujarnya.
Selain pelaksanaan PSN di RW 07, pihak pemerintah juga bekerjasama dengan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) Bandung dan Community Beta Cimahi (CBC) menyebarkan sebanyak 400 ekor ikan cupang di tempat-tempat penampungan air.
Wakil Wali Kota Cimahi, Ngatiyana didampingi, Kepala BKIPM Bandung, Dedi Arief Hendriyanto menambahkan, penyebaran ikan cupang di genangan air rumah warga ini merupakan salah satu upaya untuk memutus rantai perkembangan nyamuk penyebab DBD, yakni nyamuk Aedes Aegypti.
“Berdasarkan hasil survei itu, kita anggap ikan cupang terbukti efektif memberantas jentik nyamuk,” kata Ngatiyana di sela-sela penyebaran ikan cupang di sekitar RW 05 Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jumat (25/1/).
Menurutnya, pemberantasan jentik dengan ikan cupang sangat mudah. Masyarakat hanya tinggal menyebarkan ikan di genangan-genangan air yang berpotensi untuk dijadikan tumbuh kembang jentik nyamuk.
“Ada jenis ikan cupang yang mampu memakan hingga 80 jentik nyamuk hanya dengan sekali makan. Ikan cupang itu adalah jenis cupang crown tail. Kalau jenis ikan cupang lainnya itu minimal 10 jentik nyamuk. Lama-lama jentik nyamuk itu bisa musnah,” pungkasnya. (ziz/drx)