Petugas Kebersihan dan Satpam Kampus Lulus Wisuda

”Saat proses bimbingan skripsi hingga proses sidang mereka selalu serius,” lanjut Fauzi.

”Iyong (Iwan, red), kalau tidak ada halangan pekerjaan yang mendesak selalu masuk kuliah. Iyong bisa membagi waktu antara kuliah dengan pekerjaan,” menurut Adnan Malik Hashemi, seorang Kabag TU di Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom).

Dalam menyelesaikan tugas kuliah dan skripsi, ia tak sungkan untuk mencari ilmu dan bertanya pada dosen-dosen di Fasilkom, tempatnya bekerja. ”Sehingga Iyong banyak membantu rekan-rekannya dalam penyusunan tugas dan skripsi,” lanjut Adnan.

Unsika memberikan dukungan nyata dalam rangka meningkatkan kualitas karyawannya. Salah satunya adalah memberikan keringanan biaya pendidikan bagi petugas kebersihan dan satpam kampus yang memiliki keinginan kuat untuk menempuh pendidikan. Selain itu Unsika memberikan izin atau dispensasi untuk meninggalkan pekerjaan jika mengikuti kuliah atau melaksanakan ujian. Apa yang dilakukan Unsika menjadi inspirasi, agar konsep Long Life Education diterapkan di kampus-kampus secara nyata dan agar akses pendidikan tidak hanya didominasi oleh orang-orang berpendapatan menengah ke atas.

”Tidak banyak Perguruan Tinggi yang mencetak orang-orang yang mohon maaf dianggap ‘diremehkan’ atau para pekerja ‘rendahan’ dengan profesi office boy, yang tidak dilirik oleh sebagian orang karena hidupnya sederhana dan tidak beruntung seperti orang kaya pada umumnya,” ungkap Dr. Sutarjo, yang pernah menjadi office boy di Unsika tahun 1983-1987, kemudian lulus S1, dan saat ini menjadi dosen dan telah memiliki gelar S3 dari sebuah perguruan tinggi di Bandung.

”Semoga mereka dapat melanjutkan jejak saya melanjutkan ke S2 atau S3,” lanjutnya.

Ia pun mengapresiasi Rektor Unsika yang memberikan dukungan dan izin kepada mereka. ”Wisuda hari ini spesial karena ada Office Boy (OB) dan seorang satpam diwisuda, semoga barokah dan Allah mengangkat derajatnya,” disampaikan melalui status Whatsapp Eva T. Ruchjana, seorang anggota Senat Unsika sekaligus ketua LP3M Unsika.

Kerja keras dan perjuangan para petugas kebersihan dan satpam di Unsika yang berhasil menempuh jenjang sarjana, menjadi inspirasi untuk membumikan konsep Man Jadda wa Jada (Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil). Tidak ada kata terlambat dalam menempuh pendidikan tinggi. Jangan jadikan keterbatasan pendapatan dan kemampuan menjadi penghambat pendidikan. Semoga juga semangatnya menular kepada para pejuang skripsi! (ign)

Tinggalkan Balasan