Sementara itu, Pelaksana Tugas UPT Kebersihan KBB Rudi Huntadi mengakui, saat ini baru 10 dari 16 kecamatan yang terlayani pengangkutan sampah. Dari 10 kecamatan tersebut, hanya satu atau beberapa titik yang terlayani.
Wilayah selatan, seperti Rongga, Gununghalu, dan Sindangkerta hingga kini belum terlayani pengangkutan sampah. Akibatnya, masyarakat setempat mengelola sampah secara mandiri dengan cara ditimbun.
Agar pengangkutan sampah bisa optimal, menurut Rudi, tentu harus didukung dengan penambahan anggaran. Saat ini, anggaran operasional per tahun sekitar Rp 14 miliar untuk BBM, pemeliharaan, termasuk gaji pegawai.
“Karena tambahan anggaran ini sangat berdampak positif untuk mengoptimalkan kinerja di lapangan,” tandasnya. (drx)