CIMAHI – Setelah sebelumnya aparat gabungan antara Satpol PP dengan pihak Polri, TNI dan BNNK Cimahi melakukan oprasi penyakit masyarakat dengan merazia tempat kos serta kontrakan. Dan dalam razia tersebut ditemukan rumah kos dan kontrakan yang diduga dijadikan tempat berbuat mesum dan mabuk-mabukan.
Maka Pemerintah Kota Cimahi meminta masyarakat untuk ikut membantu melakukan pengawasan dengan ketat terhadat tempat-tempat tersebut.
Wali Kota Cimahi, Ajay Muhamad Priatna mengatakan, dengan adanya temuan tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan oleh warga sekitar mengenai adanya aktivitas negatif di lingkungan tempat tinggal warga.
”Ya tentu itu jadi catatan negatif, karena tidak menunjukkan identitas Cimahi yang agamis. Mesti ada pengawasan dari masyarakat,” katanya, di Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi, belum lama ini.
Menurutnya, masyarakat harus menjadi orang yang pertama melakukan pengawasan terhadap aktivitas apapun di lingkungan tempat tinggalnya. Sebab masyarakat yang lebih tahu terkait wilayahnya. Dan jika hanya mengandalkan Satpol PP yang harus mengawasi, hal tersebut dirasa sangat mustahil.
”Mustahil dalam artian akan kesulitan, karena jumlah petugasnya terbatas, sedangkan daerah yang mesti diawasi itu kan luas. Jadi tidak akan efektif,” tuturnya.
Selain meminta peran serta masyarakat, Ajay juga mengaku, pihaknya sudah meminta bantuan pada pihak kepolisian untuk mendukung pengawasan aktivitas di rumah kos dan kontrakan.
”Bukan hanya prostitusi, kan bisa saja pelaku kriminal juga diam disitu. Warga setempat bisa jadi korban, itu yang mesti diantisipasi,” bebernya.
Ajay juga meminta, agar pihak kelurahan dan RT/RW setempat untuk proaktif melakukan pendataan warga pendatang dan penghuni sementara. Selain itu, lanjutnya, dinas terkait pun harus memberikan pengertian kepada pemilik rumah kos dan rumah kontrakan agar tidak sembarangan dalan menyewakan tempatnya tersebut.
”Mesti ada pendataan secara berkala, biar terkontrol pergerakan dari warga pendatang di Cimahi. Kita sudah minta lurah, RT, dan RW laporan. Mereka (pemilik kosan) jangan asal ada yang mau (ngotrak/ngekos) tapi harus liat dulu orangnya,” pungkas Ajay. (ziz/yan)